SEMARAPURA, BALIPOST.com – Dinas Kesehatan Klungkung telah mendapatkan hasil terhadap hasil test swab terhadap 21 orang keluarga dari mantan pejabat Pemkab Klungkung. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Klungkung, Nyoman Suwirta, Kamis (4/6) menjelaskan hasilnya.
Ia mengatakan ditemukan tiga orang terpapar COVID-19. Ketiganya kini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Klungkung.
Ketiganya merupakan kerabat dekat dari empat orang yang sebelumnya sudah positif COVID-19. Terdiri dari seorang dokter, kedua mertuanya dan satu orang bayi enam bulan di Lingkungan Pekandelan, Semarapura Klod.
Tiga orang tambahan positif COVID-19 ini, adalah suami istri dan satu lagi saudaranya yang sebelumnya sudah dinyatakan positif COVID-19 dan dirawat di RS Rujukan di Denpasar.
Setelah mendapatkan hasil test swab ini, selanjutnya proses tracing akan dilakukan kepada kerabat lainnya yang sempat diajak kontak. Di antaranya lima KK di Pekandelan, Semarapura Klod.
Mereka semua akan dilakukan rapid test. Khususnya seorang pecalang yang sempat berjaga di depan rumah keluarga mantan pejabat Pemkab Klungkung tersebut.
Suwirta menegaskan, pecalang tersebut sudah diminta untuk menjalani isolasi mandiri dan rapid test. “Tindakan cepat dilakukan untuk memutus mata rantai penyebarannya. Saya cukup kaget dengan dampak transmisi lokal ini,” katanya.
Direktur RSUD Klungkung, dr. Nyoman Kesuma, mengatakan ketiga pasien tambahan COVID-19 ini kini sudah dirawat di Ruang Isolasi RSUD Klungkung. Semuanya sudah dirawat di Klungkung, untuk memudahkan proses pemantauannya.
Bersama dengan pasien positif COVID-19 yang berasal dari Desa Gelgel. Sehingga, RSUD Klungkung kini total merawat 4 pasien positif COVID-19. “Selain 4 pasien positif COVID-19, kami juga sedang merawat dua pasien PDP, dari kasus di lokasi lain,” katanya.
Dari info situs resmi COVID-19 Klungkung, sejauh ini total sudah ada 31 orang positif. Mayoritas sudah sembuh. “Transmisi lokal ini lagi meningkat. Jadi, saya mengingatkan kembali kepada masyarakat untuk tidak lengah. Tetap ikuti imbauan pemerintah untuk menekan risiko penularan. Kita sudah sempat bernapas lega, karena penyebaran kasus sempat reda. Tetapi, kenyataannya belum,” tegas Suwirta. (Bagiarta/balipost)