Wayan Gatha. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Krisis yang terjadi akibat dampak COVID-19 lebih parah dari krisis tahun 1998. Namun, setiap orang khususnya pelaku ekonomi harus optimis dengan terus bergerak menuju kebangkitan ekonomi.

Tokoh perbankan di Bali sekaligus perintis Sri Partha Group, Wayan Gatha, mengatakan ia pernah mengalami pengalaman krisis 1997-1998, di mana saat itu ia telah berkecimpung di dunia perbankan khususnya Bank Sri Partha. ‘’Jika melihat ke belakang tahun 1997-1998 dibandingkan yang terjadi sekarang ini tidak pernah diduga oleh pelaku-pelaku bisnis di Bali dan di Indonesia adalah sangat merasakan pukulan luar biasa,’’ ujar Wayan Gatha, Kamis (4/6).

Baca juga:  Rencana Naiknya Plafon KUR, Perbankan Diharap Tingkatkan Penyaluran Kredit

Semua sektor tiarap terutama bidang yang berkaitan erat dengan pariwisata. Namun sektor industri jasa keuangan khususnya perbankan secara nasional, harus dijaga karena tanpa perbankan ekonomi tidak bisa bergerak, apalagi bangkit.

Maka dari itu, pelaku perbankan perlu introspeksi diri melihat ke belakang dan apa yang harus dilakukan ke depan. Gatha menegaskan, kepercayaan stakeholder harus dijaga. Untuk menjaga kepercayaan stakeholder yaitu pelaku perbankan harus bisa memberikan penjelasan dan komunikasi yang baik kepada stakeholder, bisa meyakinkan nasabah bahwa ekonomi tetap bisa berjalan dengan baik.

Sinergi juga harus dikuatkan menuju kebangkitan ekonomi. Dari sisi perbankan untuk tetap menjaga stabilitas tidak ada artinya tanpa peranan pemerintah.

Baca juga:  Tingkatkan Kepercayaan Masyarakat, Perbankan Harus Lakukan Terobosan

Pemerintah harus memberikan stimulus-stimulus, baik pada perbankan maupun lembaga lainnya untuk menjaga situasi agar tidak terjadi wanprestasi. “Tidak dapat dibayangkan jika sesuatu yang buruk terjadi pada perbankan, karena dampaknya multiplier jika perbankan tersebut tumbang. Lembaga keuangan agar bisa tumbuh dan eksis mengembangkan diri untuk mendorong dunia usaha bangkit dan bergerak,” ujarnya.

Ia menambahkan, lembaga perbankan adalah lembaga kepercayaan. Jika satu perbankan tumbang, maka akan berdampak pada perbankan lain. “Kepercayaan terhadap perbankan harus dijaga, baik oleh perbankan itu sendiri maupun pemerintah. Tidak hanya itu, fraud di perbankan agar tidak terjadi,” ujarnya.

Baca juga:  Bertahun-tahun Rusak, Jalan Gunung Merapi Banyak Tuai Keluhan Warga

Gatha menegaskan, peran perbankan sangat besar dalam mendorong pelaku usaha khususnya UMKM. Untuk itu, ia menegaskan, perbankan tidak boleh diam, harus mengambil peranannya sesuai dengan porsi masing-masing.

Semua sektor selain bidang yang berkaitan dengan pariwisata harus digarap mulai dari sekarang seperti pertanian, perbankan, industri, dan lain-lain. Ia berharap kepada stakeholder tidak panik, harus ekstra memberikan penjelasan, karena stakeholder ingin kepuasan, pemilik bank ingin hasil, karyawan dan pengurus ingin sejahtera, pemerintah mendapat pembayaran pajak yang lancar. Sehingga satu-kesatuan tersebut harus saling menjaga dan mengambil peranan agar ekonomi bangkit. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *