BEIJING, BALIPOST.com – China makin agresif dalam melakukan upaya pencegahan meluasnya penyebaran COVID-19 di Beijing pascamunculnya sejumlah klaster baru. Pada Senin (15/6), pemerintah kembali menambah jumlah perumahan yang di-lockdown.
Seperti dilansir AFP, jumlah kasus yang terkait dengan Pasar Xinfadi ini mencapai 75 orang. Pascatemuan klaster ini, pemerintah setempat telah mengarantina sejumlah perumahan dan menggelar program tes massal dan penelusuran kontak.
Kasus penyebaran COVID-19 di China, dimana kasus ini merebak pertama kali pada akhir tahun lalu, telah berhasil dikontrol. Namun, pada minggu lalu, kembali terjadi “outbreak” di Beijing.
Pejabat kesehatan melaporkan adanya 49 kasus baru di seluruh China pada Senin, termasuk 36 kasus di Beijing yang terkait dengan klaster Pasar Xinfadi. Munculnya klaster dengan puluhan warga terpapar ini menimbulkan ketakutan munculnya gelombang kedua wabah COVID-19 di China.
Pejabat Kota Beijing, Li Junjie dalam konferensi pers menyatakan sejumlah kasus juga ditemukan di Pasar Grosir Yuquandong, sebelah baratdaya distrik Haidian. Pasar itu telah ditutup, begitu juga sejumlah sekolah yang ada di dekat pasar itu. Sementara itu, warga di 10 perumahan dekat lokasi itu juga dilarang keluar dari rumah.
Belum diketahui berapa jumlah keluarga yang ada di dalam permukiman yang kini dikarantina itu. Namun perintah itu akan berimplikasi pada ribuan orang.
Ibukota China itu kini melakukan tes massal untuk pekerja di Pasar Xinfadi, begitu juga dengan orang-orang yang tinggal di dekat lokasi pasar itu dan mereka yang mengunjunginya.
Ditargetkan sekitar 46 ribu warga di area tersebut akan dites COVID-19. Saat ini, sudah 10 ribu lebih orang yang dites.
Sejumlah kota di China telah melarang warganya untuk bepergian ke Beijing.
Pihak berwenang juga meningkatkan upaya penelusuran warga yang berkunjung ke Pasar Xinfadi dengan melibatkan perusahaan dan komunitas lokal melalui pengiriman pesan ke pekerja dan warga untuk menanyakan pergerakan mereka.
Setidaknya ada satu manajemen gedung yang meminta para pengontraknya untuk mendeklarasikan jika ada salah satu anak buah mereka yang pernah mengunjungi pasar itu dan siapa saja yang telah dikontak. (Diah Dewi/balipost)