DENPASAR, BALIPOST.com – Ki Patih Wulung berperan besar dalam mencegah Dalem Ketut Kresna Kepakisan kembali ke tanah Jawa. Sebab kala itu, Dalem Ketut sebagai Raja Bali yang naik tahta tahun 1351 kurang mendapat kepercayaan dari masyarakat Bali Mula.
Lantaran berhasil mengatasi pemberontakan Bali Mula, Ki Patih Wulung lantas diberi tugas untuk memimpin Bali Tengah. Atau dulu disebut Tegal Tajun yang kini dikenal sebagai Desa Mas, Ubud, Gianyar. Inilah yang kemudian menjadi awal dari trah atau keturunan Pratisentana Bandesa Manik Mas di desa tersebut.
Kisah yang dituangkan dalam bentuk kesenian topeng prembon inovatif ini berjudul “Darmaning Ksatria Mahotama” . Dipentaskan secara apik oleh Sanggar Manik Kencana pada ajang PKB Ke-39 di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Denpasar, Rabu (28/6).
“Sanggar kami ada di bawah pengurus pusat Pratisentana Bandesa Manik Mas,” ujar Ketua Sanggar, Wayan Suwija.
Menurut Suwija, sanggar ini baru berdiri sekitar 2 tahun silam. Namun telah melakukan pentas ke seluruh kabupaten/kota untuk hajatan terkait upacara agama.
“Termasuk kami ngayah di Besakih karena lewat sanggar ini kami ingin melestarikan seni dan budaya khususnya di internal kami, Pratisentana Bandesa Manik Mas. Disamping juga lewat sanggar ini kami harapkan menjadi wadah untuk mengembangkan kreativitas dalam bidang seni,” jelasnya.
Suwija menambahkan, pentas di PKB tahun ini merupakan yang pertama kali. Ada 56 seniman yang dilibatkan, baik penabuh maupun penari. Latihan sendiri dilakukan selama hampir satu bulan sebelum pentas. Pihaknya berharap, bisa diberi kesempatan lagi untuk pentas sesuai tema yang diusung PKB ke depan. (Rindra Devita/balipost)