Ilustrasi. (BP/tomik)

DENPASAR, BALIPOST.com – Jumlah akumulatif kasus COVID-19 di Bali sudah mencapai 895 sesuai update, Kamis (18/6). Kendati, yang masih dalam perawatan atau kasus aktif berjumlah 336 orang.

Peningkatan kasus yang cukup signifikan utamanya tampak di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Mengingat pada Kamis, Denpasar menambah 36 kasus baru dan Badung 18 dari total tambahan 66 kasus baru. “Yang meningkat ini adalah OTG (Orang Tanpa Gejala). Kalau yang datang dari PDP atau ODP, itu cuma 6 kemarin. Diluar itu adalah OTG,” kata Gubernur Bali, Wayan Koster usai memimpin Rapat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali di Jayasabha, Denpasar, Jumat (19/6).

Baca juga:  Cegah Kasus Pembuangan Bayi, Semua Pihak Harus Dilibatkan

Kenapa muncul OTG? Koster beralasan karena memang aktif mencari hasil tracing. “Semua kita kejar,” ujarnya.

Menurut Koster, para OTG tersebut dalam kondisi sehat sehingga dibawa ke tempat karantina. Konsekuensinya, tempat karantina yang ada kini sudah semakin penuh dan perlu ditambah.

Berkaitan dengan peningkatan kasus COVID-19, pihaknya sudah mengundang Walikota Denpasar dan Bupati Badung. Semua wilayah yang menjadi episentrum baru, baik desa maupun pasar, agar dilakukan rapid test massal. “Harus tuntas, berapapun juga. Tidak usah takut banyak yang positif. Walaupun banyak positif, orangnya sehat kan dia pasti sembuh, yang meninggal kan nggak nambah,” jelasnya.

Baca juga:  Jengah Melawan Covid-19

Saat ini kapasitas tempat karantina hanya 200 lebih, tersebar di Wisma Bima milik Kementerian PU, Wisma BPK, Bapelkesmas, BPSDM, dan LPMP. Selain itu, rata-rata lama pasien dirawat juga semakin lama dari sebelumnya 13 hari menjadi 20 hari.

Itu sebabnya, tempat karantina perlu ditambah lagi. Salah satu lokasi yang kini dipersiapkan untuk tempat karantina adalah Hotel Ibis Kuta dengan kapasitas 150 kamar. “Kalau yang dirawat di tempat karantina relatif cepat sembuh, karena dia orang sehat dan yang muda lebih cepat sembuh. Yang dikarantina umurnya 50 tahun keatas agak lambat dikit. Di RS juga, yang lambat itu rata-rata umurnya agak tua dan mungkin ada penyakit lain,” imbuhnya.

Baca juga:  Enam Akomodasi Pariwisata Penunggak Pajak Terancam Sanksi Paksa

Tapi untuk kapasitas RS, lanjut Koster, sejauh ini masih cukup. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *