Prof. Dr. Wayan Lasmawan, M.Pd. (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Kehidupan sosial dan ekonomi akan bersiap memasuki masa New Normal setelah wabah COVID-19 menyebar sejak beberapa bulan lalu. Selain itu, masa ini juga berlaku untuk dunia pendidikan.

Menurut akademisi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Prof. Dr. Wayan Lasmawan, M.Pd, khusus sektor pendidikan di masa new normal diperlukan penetapan dan kepatuhan terhadap standar operasional prosedur kesehatan dan kerja kolaboratif semua segmen. Terutama pada sekolah dasar.

Pria yang juga menjabat Wakil Rektor (Warek) Bidang Perencanaan, Administrasi, Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Undiksha ini mengatakan, ketika pemerintah pusat akan memutuskan kebijakan new normal, terdapat sejumlah persoalan yang berpotensi muncul di sekolah. Tentunya, fakta yang ada saat ini fasilitas kesehatan dan fasilitas kenormalan yang belum memadai di semua sekolah.

Baca juga:  Diusulkan, Hutan Berbatasan dengan Danau Tamblingan Jadi Hutan Adat

Seperangkat persoalan lainnya juga tentang ketersediaan fasilitas dan dukungan masyarakat, termasuk sekolah di Bali. Di sisi lain, kesiapan sumberdaya manusia (SDM) sekolah untuk mampu dan terampil melaksanakan new normal di sektor pendidikan justru merupakan persoalan tersendiri lagi.

Untuk itu, Lasmawan mengingatkan, persoalan-persoalan itu akan memicu masalah baru, berupa kegagalan dalam penerapan protokol pencegahan penyebaran COVID 19. Masalah yang lain lagi, secara psikologis, sosial, dan keformalan, sebagian besar sekolah belum mampu memberikan kepastian perlindungan keselamatan dan kesehatan pada siswanya.

Baca juga:  Awal Januari 2021, Dua Bumil Terkonfirmasi COVID-19 Melahirkan

Persoalan tersebut semakin kompleks jika ditambah dengan masalah umum di sekolah, berupa kesulitan membatasi anak untuk bermain dan bergaul dengan sesamanya selama mereka di sekolah. Serta kemandirian yang sedang bertumbuh pada anak sulit dibendung untuk tidak bersosialisasi, karena siswa SD adalah mereka yang sedang bertumbuh baik secara sosial maupun psikologis. “Saya kira akan ada berbagai persoalan yang berpotensi terjadi di sekolah dalam menghadapi new normal ketika nanti diterapkan,” katanya.

Meski berpotensi timbulnya berbagai persoalan, Lasmawan menilai, bukan berarti sekolah harus diam. Tetapi perlu adanya sinergi yang mutualis pemerintah pusat, pemda, orang tua, dan sekolah, termasuk masyarakat sekitar sekolah untuk mengambil sikap dan tindakan dalam menghadapi new normal.

Baca juga:  Nasional Catat Tambahan Lima Ribuan Kasus COVID-19, Korban Jiwa di Atas 50 Orang

Perlu dilakukan penerapan protokol secara baku untuk seluruh warga sekolah maupun orangtua siswa yang sangat memungkinkan berinteraksi dengan lingkungan sekolah. Tidak kalah penting lagi penyiapan fasilititas penunjang.

Dalam upaya menjaga kualitas pembelajaran, perlu ada penyesuaian pendekatan, model dan strategi pembelajaran termasuk materi ajarnya. “Hal yang berkaitan dengan keamanan, keselamatan, kesehatan dan keterlindungan siswa, sehingga anak-anak SD sebagai salah satu generasi penerus bangsa tidak menjadi korban, apalagi dikorbankan. Dan ini perlu dukungan serta kerja nyata dari semua pihak,” tegasnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *