TABANAN, BALIPOST.com – Penyebaran COVID-19 di Tabanan tampaknya belum juga reda, bahkan cenderung semakin meningkat. Dari update data Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Tabanan, Minggu (21/6) terjadi penambahan 10 orang terkonfirmasi positif dengan jenis transmisi lokal.
Dari jumlah tersebut, lima diantaranya adalah tenaga kesehatan di salah satu RS swasta di Tabanan. Total jumlah positif COVID-19 di Tabanan sebanyak 55 orang.
Sebanyak 25 orang diantaranya masih menjalani perawatan tersebar di sejumlah rumah sakit, baik di wilayah Tabanan maupun di Denpasar. Sementara untuk PDP sampai saat ini sebanyak 8 orang.
Juru Bicara GTPP Tabanan, Putu Dian Setiawan saat dikonfirmasi membenarkan adanya penambahan 10 orang positif. Dari hasil penelusuran, sumber infeksi dan penularannya masih saling terkait satu sama lain dan penyebarannya di satu tempat, yaitu salah satu RS swasta di Tabanan.
Pihak GTPP Tabanan kemudian menetapkan rumah sakit swasta ini sebagai klaster COVID-19 di Tabanan. Mencegah penyebaran semakin meluas, GTPP Tabanan juga sudah melakukan tracing kontak dan segera melakukan tes swab di rumah sakit swasta tersebut menyasar orang-orang yang kontak erat dengan pasien positif.
Hasil tracing didapatkan sekitar 170 orang sudah melakukan karantina mandiri. Sementara untuk Senin (22/6) akan dilakukan tes swab di rumah sakit swasta yang menjadi klaster itu. “Rencananya tahap awal ada 25 orang yang akan dilakukan tes swab, Senin besok,” terangnya.
Dijelaskannya kronologis terjadinya klaster COVID-19 ini berawal dari satu pasien yang sempat dirawat di rumah sakit swasta tersebut. Saat dilakukan rapid test karena mengarah gejala COVID-19 hasilnya reaktif, begitupun swab tes hasilnya positif.
Sayangnya, sebelum menunjukkan hasil positif, pasien ini sempat dijenguk oleh sejumlah saudaranya. “Seluruh keluarga pasien dan saudaranya langsung dilakukan swab tes dan hasilnya juga positif. Pasien juga menularkan virus ini ke dokter yang merawatnya,” ujarnya.
Dokter yang merawat pasien positif ini, lanjutnya, menularkan ke pasien yang lain. Juga ke tenaga kesehatan lainnya yang bertugas di sana.
Untuk pasien awal terjadinya klaster, saat ini dirawat di RSPTN Udayana. Sementara 10 pasien positif baru sebagian dirawat di RS PTN Udayana sebagian di UPTD RS Nyitdah.
Terkait penambahan pasien terkonfirmasi positif yang didominasi tenaga medis, lanjut kata Dian, membuktikan bahwa dokter maupun tenaga medis memang memiliki risiko tinggi terpapar lantaran tiap hari berurusan dengan pasien. Terkait hal itu, pihaknya menyarankan agar masyarakat jika memang tidak dalam kondisi sakit yang sangat parah, untuk bisa mengurangi jam kunjung ke rumah sakit.
Jika memang harus mendapatkan perawatan bisa lebih dulu ke Puskesmas. Caranya harus menjaga kondisi kesehatan atau imunitas tubuh dengan olahraga, makan makanan bergizi, atau bisa juga mengkonsumsi jamu. Dan kedua, untuk sementara tidak membesuk pasien di rumah sakit. “Jika harus menunggu pasien cukup satu orang saja,” sarannya. (Puspawati/balipost)
Rs swata mana…rs swata di tabanan banyak