SEMARAPURA, BALIPOST.com – Rencana Pemkab Klungkung melakukan penataan pantai Belatung, Desa Pesinggahan sebagai obyek wisata mulai menimbulkan kecemasan warga. Salah satunya I Wayan Suplig (57) yang juga sebagai petani garam.
Warga Banjar Belatung, Desa Pesinggahan, Dawan yang setiap harinya tinggal di pinggir pantai Belatung ini mengaku khawatir rumahnya bakal digusur jika ada penataan dari Pemkab Klungkung. Apalagi sudah ada petugas melakukan pengukuran di sepanjang pantai Belatung.
“Sudah ada petugas ke sini, tapi saya tidak tahu penataannya seperti apa. Kami warga disini hanya memohon penataan itu jangan sampai menggusur rumah warga dan lokasi penggaraman, karena ini (penggaraman, red) merupakan satu satunya mata pencaharian kami disini,” ujar Suplig, Kamis (29/6).
Dengan raut wajah cemas dan khawatir, Wayan Suplig mengaku tinggal di pinggir Pantai Belatung karena tak punya pilihan. Dia mengaku tidak punya lahan pekarangan karena di Desa tempat tinggalnya sudah sesak karena memiliki keluraga banyak.
Meski cemas, Suplig bersama warga yang tinggal di sepanjang bantaran pesisir Pantai Belatung mengaku setuju ada penataan oleh pemerintah. Asalkan dirinya tidak digusur hanya untuk melakukan penataan. “Kalau tujuannya agar wisatawan ramai ke sini, kenapa kami tidak dukung?” sebutnya.
Pemkab Klungkung berencana melakukan penataan pantai Belatung pada tahun 2018. Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta sudah beberapa kali turun melakukan tatap muka dengan warga untuk melakukan penataan.
Bahkan untuk mewujudkan hal tersebut, Pemkab Klungkung telah siap mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,7 Miliar pada APBD 2018. “Penataan pantai Belatung akan dilaksanakan pada tahun 2018. Dan tahun ini dibuat perencanaan,” ujar Bupati Suwirta. (kmb/balipost)