WASHINGTON, BALIPOST.com – Setelah cukup lama mereda, tepatnya sejak 10 Juni, jumlah kasus kematian yang dilaporkan Amerika Serikat akibat COVID-19 kembali melonjak. Naiknya jumlah kasus kematian ini dilaporkan Johns Hopkins University pada Selasa (30/6) waktu setempat atau Rabu (1/7) dinihari.
Dikutip dari AFP, AS mencatatkan sebanyak 1.199 kasus kematian harian. Jumlah korban jiwa akibat COVID-19 di AS sejak 10 Juni belum pernah melampaui 1.000 kasus.
Negara itu telah mencatat 127.322 kasus kematian sejak COVID-19 melanda, menurut institusi yang berpusat di Baltimore itu. AS juga melaporkan 42.528 kasus baru COVID-19 selama 24 jam terakhir.
Karena tingginya kasus kematian dan jumlah kasus baru, banyak negara bagian di AS, terutama di bagian selatan dan barat, harus menghentikan proses pembukaan kembali aktivitas ekonominya.
Pada Selasa, Texas memecahkan rekor hariannya dan melaporkan 6.975 kasus baru. Sementara itu, di California, lebih dari seribu narapidana San Quentin yang dites hasilnya positif.
“Jelas, kami tidak secara total mengontrol ini,” kata Ahli Penyakit Infeksi, Anthony Fauci, anggota utama dari Gugus Tugas COVID-19 Presiden Donald Trump saat berbicara di hadapan Kongres, Selasa.
Ia melaporkan bahwa kasus COVID-19 baru bisa meningkat menjadi lebih dari 100 ribu per hari jika pihak berwenang dan masyarakat gagal untuk mengambil langkah-langkah menekan pandemi ini. Seperti halnya pejabat-pejabat senior AS lainnya, Fauci mengajak semua warga Amerika Serikat, terutama yang berusia muda, untuk menggunakan masker dan menghindari kerumunan dalam upaya mencegah penyebaran pandemi ini. (Diah Dewi/balipost)