MANGUPURA, BALIPOST.com – Pihak Polda Bali, Senin (6/3) melakukan Sterilisasi kawasan tempat wisata Garuda Wisnu Kencana Cultural Park. Penyisiran ini dilakukan untuk memastikan keamanan di GWK apabila Raja Arab, Salman Bin Abdulaziz Al Saud berkunjung bersama rombongan. Bahkan beberapa anjing pelacak juga diterjunkan.
Operation & Development Director, PT Garuda Adhimatra Indonesia, Seno Andhikawanto saat ditemui Senin (6/3) mengatakan, meskipun pihak keamanan telah melakukan sterilisasi kawasan, pihaknya mengaku belum bisa memastikan apakah benar rombongan Kerajaan akan berkunjung.
Hingga sore, pihak kerajan belum ada koordinasi dan permintaan khusus, terkait kedatangan raja Arab Saudi. “Walaupun ada sterilisasi, tapi kawasan kita tetap buka untuk umum. Tidak ada lokasi khusus yang kita persiapkan,”katanya.
Tidak dipungkiri, kunjungan Raja Salman ke tempat wisata bisa untuk menguatkan citra dan promosi pariwisata Bali ke Arab Saudi. GWK memang mempunyai panorama berbeda dibandingkan obyek wisata lainnya.
Kedepan pihaknya berharap, dengan kunjungan seperti ini, juga akan semakin meningkatkan kunjungan wisatawan asal Arab ke Bali. “Bali itu terkenal karena alam dan pantainya, GWK juga punya pemandangan alam dan patung Wisnu yang monumental, serta pertunjukan yang setiap hari ditampilkan,” ungkapnya.
Namun demikian, pihaknya sudah mempersiapkan beberapa akses VVIP jika benar raja Salman akan berkunjung ke GWK.
Untuk memberkan suguhan spesial, dibandingkan hari biasanya, pihaknya juga sudah mempersiapkan ekstra performence dan sebagainya. “Penampilan reguler atraksi di GWK akan diperkuat dengan atraksi lain. Untuk hari ini kita tunjukan kecak versi kolosal. Untuk antisipasi kedatangan raja Salman kita sajikan hari ini, versi kolosal biasanya pertunjukkan saat high sesion,”jelasnya.
Meskipun belum diketahui jumlah kunjungan wisatawan asal Arab Saudi yang akan berkunjung ke GWK, namun wisatawan Arab Saudi dinilainya cukup menjanjikan bagi. Dari data yang ada, wisatawan Arab Saudi dikatakannya, menduduki peringkat ketiga setelah wisatawan Cina dan India. (Yudi Kurnaedi/balipost)