DENPASAR, BALIPOST.com – Bomber Bali United, M. Rahmat, senantiasa gonta-ganti nomor punggung. Sebelumnya, Rahmat memakai nomor punggung 11 saat bergabung bersama PSM Makassar. Selanjutnya, dia berniat tetap mempertahankan nomor punggung 11, ketika berlabuh di tim Serdadu Tridatu. Kenyataannya, nomor punggung 11 sudah dipakai Yabes Roni Malaifani.
Karena itu, menurut Media Officer (MO) Bali United, Alexander Maha Putra Oemanas, di Denpasar, Rabu (8/7) M. Rahmat memilih nomor punggung 77, saat pertama kali bergabung bersama Fadil Sausu dan kawan-kawan. Akan tetapi, pemain Bali United, Miftahul Hamdi. Dalam perkembangannya, Hamdi memutuskan bergabung ke Persiraja Banda Aceh. “Rahmat memutuskan berdiskusi dengan Sang Istri, seraya memilih nomor punggung 91,” ungkap Alexander.
Alasannya, kata Alexander, nomor 91 merupakan tahun kelahiran Sang Istri. Kendati lebih sreg memakai nomor 91, bahkan akan dipakai selamanya, tetapi Rahmat bisa saja berganti nomor punggung lain untuk Kompetisi Liga 1 musim 2021. M. Rahmat dikenal memiliki kegesitan di lapangan hijau. Oleh sebab itu, Rahmat dijuluki The Flash. “Namun, Rahmat merasa tidak cocok, sebab masih ada pemain lain yang memiliki kecepatan tinggi, seperti Febry Hariyadi dan Terens Puhiri,” tutur Alexander.
Rahmat ketika dipercaya menjadi pemain pengganti Bali United saat meladeni Tampines Rovers Singapura, berhasil menyumbang sebutir gol. Selama ini, penampilan Rahmat tetap konsisten dalam menjaga fisik dan stamina, utamanya larinya tetap kencang. “Rahmat tetap tampil gesit dalam tiap laga. Hal itu dikarenakan rumahnya yang berdekatan dengan lapangan,” kata Alexander.
Rahmat sangat terkesan dengan gol yang diciptakan ke gawang Tampines Rovers. Maklum, kala itu Serdadu Tridatu sempat tertinggal. “Rahmat bersyukur mampu menyumbang sebiji gol, sekaligus mengangkat performa tim,” ucap Alexander.
Alexander menerangkan, kini Rahmat posisinya di kampung halamannya Makassar, Sulsel. selama libur kompetisi ini, Selain rutin berlatih, Rahmat juga membantu istri berdagang busana Muslim. Sejauh ini, Rahmat masih fokus berkarier di sepak bola profesional, dan belum berpikir untuk menjadi pelatih. (Daniel Fajry/balipost)