Achmad Yurianto. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pada Minggu (12/7), Bali masih mencatatkan puluhan kasus baru. Kabar baiknya, jumlah pasien sembuhnya juga bertambah dan melampaui kasus baru

Per pukul 12.00 WIB, jumlah kasus baru mencapai 48 orang. Kumulatif kasusnya mencapai 2.195 orang.

Sementara itu, untuk pasien sembuh, terjadi penambahan sebanyak 57 orang. Jumlah pasien sembuh menjadi 1.411 orang.

Untuk pasien meninggal, tidak ada penambahan kasus. Kumulatifnya masih tetap 27 orang. Rinciannya 25 WNI dan 2 WNA.

Kasus aktif saat ini sebanyak 757 orang. Rinciannya 755 WNI dan 2 WNA.

Spesimen Diperiksa

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, dalam update COVID-19 harian lewat konferensi pers streaming yang dipantau dari Denpasar, Minggu (12/7), mengatakan per pukul 12.00 WIB, sebanyak 22.379 spesimen diperiksa.

Baca juga:  Puluhan Kasus COVID-19 Dilaporkan China

Tes spesimen menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Test Cepat Melokuler (TCM). Dari tes tersebut, ada penambahan kasus positif sebanyak 1.681 orang. Sehingga kumulatifnya mencapai 75.669 kasus.

Ada sejumlah provinsi yang mengalami tambahan kasus cukup besar. Yakni Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Jawa Tengah.

Dikatakannya ada 17 provinsi yang melaporkan kasus di bawah 10. Sebanyak 5 provinsi yang tidak melaporkan kasus baru, diantaranya Bangka Belitung dan Jambi.

Beberapa daerah melaporkan lebih banyak kasus sembuh dibandingkan kasus baru. “Bali melaporkan 48 kasus baru namun ada 57 sembuh,” ungkapnya.

Baca juga:  15 Kelompok Tani di Bangli Kembangkan Tanaman Tembakau

Yurianto melanjutkan untuk yang sehat ada penambahan 919 orang sembuh sehingga totalnya menjadi 35.638 pasien. Kasus meninggal bertambah 71 orang sehingga total kasus menjadi 3.606 orang.

“Kasus baru yang kita terima adalah tracing secara massif dari kontak dekat pasien terkonfirmasi positif. Mereka tidak ada indikasi dirawat di RS. Ini menjadi penting kita pahami, artinya yang terkonfirmasi positif harus melakukan karantina mandiri secara ketat. Beban layanan rumah sakit tidak meningkat meskipun banyak kasus baru ditemukan,” urainya.

Dari informasi WHO, penularan berasal dari droplet. Yang harus diwaspadai mikro droplet bisa bertahan di udara dalam waktu cukup lama. “Penggunaan masker mutlak harus digunakan. Bukan face shield. Tetap kami menyarankan gunakan masker. Lebih baik, jika ditambah menggunakan face shield,” paparnya.

Baca juga:  Punya Pasangan Posesif? Kenali Ciri-cirinya

Ia kembali mengingatkan agar ruang kerja diupayakan tersirkulasi dengan baik. Sehingga penularan bisa dicegah.

Sebanyak 34 provinsi sudah terdampak dengan 460 kabupaten/kota. Disebutkan sebanyak 34.486 orang masih dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 14.515 orang.

“Proses penularan masih terjadi. Masih ada sekelompok masyarakat yang rentan dan tidak menjalankan protokol kesehatan dengan baik. Produktivitas kita akan aman jika kita tidak tertular oleh COVID-19. Oleh karena itu, pastikan kita mematuhi. Kami yakin kita bisa melakukan semua ini, bersama-sama tanpa terputus,” tegasnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *