NEW YORK, BALIPOST.com – Seorang pria berusia 30 tahun dari Texas, meninggal karena COVID-19 setelah ia menghadiri sebuah pesta “COVID-19” yang digelar oleh seorang yang terinfeksi virus itu. Dikutip dari AFP, kematian pria ini diungkap seorang dokter untuk menekankan risiko COVID-19 yang dihadapi generasi muda
Pimpinan Petugas Medis di RS Methodist San Antonio, Jane Appleby, mengatakan bahwa pria itu mengira bahwa virus itu adalah hoax. Meskipun di Amerika Serikat sebanyak 135 ribu orang sudah dilaporkan meninggal karena terpapar COVId-19.
“Seseorang akan didiagnosa dengan penyakit ini, dan mereka menghadiri sebuah pesta dengan mengundang teman-teman mereka untuk melihat apakah mereka bisa mengalahkan penyakit itu,” kata Appleby dalam sebuah video yang dirilis oleh media di AS pada Minggu (12/7) waktu setempat.
Salah satu hal miris yang dikatakan pria tersebut kepada perawatnya adalah bahwa dia berpikir telah membuat kesalahan. “Ia mengira penyakit itu adalah hoax. Ia berpikir dia masih muda dan tidak akan terinfeksi oleh penyakit itu,” katanya.
Appleby mengatakan pasien muda umumnya tidak menyadari seberapa parah sakit mereka. “Mereka tidak terlihat sakit. Tapi ketika kadar oksigennya dicek, terlihat bahwa mereka lebih sakit daripada yang terlihat,” katanya sambil meminta agar generasi muda mewaspadai penyakit ini secara serius.
Pemerintahan Trump pada Minggu kembali meminta agar sekolah dibuka secara penuh pada musim gugur. Padahal, saat ini terjadi peningkatan kembali jumlah kasus baru COVID-19, yang sebagian besar merupakan kesalahan generasi muda yang mengabaikan protokol kesehatan.
AS sejauh ini merupakan negara dengan jumlah kasus COVID-19 dan pasien meninggal terbanyak di dunia. (Diah Dewi/balipost)