TABANAN, BALIPOST.com – Pantai Yeh Gangga memiliki panjang sekitar 1,7 kilometer. Selain kaya dengan lobster jenis pasir, Pantai Yeh Gangga juga menjadi tempat bertelur penyu.

Dengan semakin turunnya populasi penyu, masyarakat Yeh Gangga membuat penangkaran sederhana. Hanya saja operasional masih berjalan seadanya karena masih dibiayai swadaya oleh pengurusnya.

Ketua Pengurus Penangkaran Penyu Yeh Gangga yang juga Kelihan Dinas  Banjar Yeh Gangga, Ketut Pindo, Senin (3/7) mengatakan penangkaran sederhana ini mulai ada sejak 2014. Tidak ada tempat khusus seperti kantor atau bangunan  untuk menetaskan dan memelihara  tukik.

Baca juga:  Terkait Usulan Pembangunan PLUT, Pusat Lakukan Kunjungan ke Klungkung

Penangkaran penyu Yeh Gangga hanya berupa penangkaran sederhana berada di pinggir pantai dengan dipagari jala dan sarang berupa beton melingkar. Jika tukik menetas, akan dibesarkan di dalam baskom selama tujuh hari sebelum akhirnya dilepaskan.

Pindo melanjutkan karena swadaya, pihaknya  tidak bisa memelihara tukik secara maksimal. Sebab, baskom pemeliharaannya hanya tiga dengan daya tampung hingga 10 tukik. Jika lebih dari 30 tukik menetas maka akan dilepaskan langsung ke laut. Karena dana yang terbatas juga, untuk pakan tukik yang disediakan pun terbatas.

Baca juga:  Sejumlah Tukik Muncul di Pantai Petitenget

Padahal, jika dilihat dari potensi, penangkaran tukik ini bisa menjadi tujuan wisata di Pantai Yeh Gangga. Untuk itu diperlukan pendanaan terutama untuk tempat penangkaran tukik dan dana dalam pemeliharaannya.

Saat ini sudah ada 18 sarang penyu di Pantai Yeh Gangga yang diawasi oleh pengurus. Telurnya sendiri terkumpul tidak hanya dari pemantauan saat penyu bertelur tetapi juga dikumpulkan oleh warga. ‘’Kadang ada warga yang mendapatan telurnya kemudian dibawa ke  tempat penetasan,’’ jelas Pindo.

Meski masih berjalan secara sederhana dan tergantung dari dana swadaya pengurus, namun selama tiga tahun berjalan ada salah satu perubahan yang terjadi yaitu warga di sekitar Yeh Gangga mulai sadar dalam hal pelestarian Penyu. ‘’Dulu kalau ketemu telur penyu kadang dimasak atau dijual. Sekarang warga justru dengan kesadaran sendiri membawa telur ke penangkaran untuk ditetaskan,’’ jelasnya.

Baca juga:  Desa Adat Kapal Gelar "Perang Ketupat"

Ia berharap penangkaran penyu di Yeh Gangga bisa mendapatkan perhatian baik dari pemerintah maupun donatur agar bisa berjalan secara maksimal. Dalam keberhasilan menetaskan penyu, Pindo melanjutkan Sabtu (1/7) ada sekitar 60 tukik yang dilepaskan. Bahkan Senin (3/7) dilepas 20 tukik lagi. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *