DENPASAR, BALIPOST.com – Tercatat delapan petenis meja PON, berikut tiga pelatih, berlatih dua kali dalam sehari pagi dan sore. Bahkan, mereka menghuni mes dan berlatih di GOR yang terpusat di kawasan Tohpati. Kedelapan petenis meja yang merebut tiket PON adalah Komang Sugita, Tedja Lajuardi, Made Galung Kesuma Negara, Deva Prasetia (putra), sedangkan disektor putri yang lolos Made Sisca Pratiwi, Kadek Ayu Puspawati, Galuh Prasasti dan Komang Anik Sudarnita, serta tiga pelatih Deddy da Costa, Ronald Raung, serta Gede Ardika.
Pelatih Gede Ardika, di Denpasar, Rabu (15/7) menerangkan, tim pelatih telah dikontrak dan harus menjalani program latihan kepada atletnya. Bahkan, Ketua Umum Pengprov PTMSI Bali, Petrus Reinhard Golose, juga rutin terjun langsung ikut berlatih. Ia menyebutkan, kabar awalnya PON Papua digelar Oktober nanti, sedangkan tenis meja termasuk 10 cabor yang dipertandingkan di Surabaya.
Kenyataannya, hajatan multievent empat tahunan antarprovinsi se-Indonesia, di Bumi Cendrawasih, dihelat pada Oktober 2021. “Kami tetap berharap cabor tenis meja resmi dipertandingkan pada PON Papua,” ucap Ardika. Ardika menjelaskan, sejauh ini PP PTMSI telah getol memperjuangkan agar tenis meja dipertandingkan. PP PTMSI pun sudah berkoordinasi dengan PB PON. “Intinya, kami insan tenis meja optimis tenis meja dipertandingkan pada PON, tahun depan,” beber dia.
Yang membanggakan, disaat pandemi covid-19 ini, cabor tenis meja tetap rutin menjalani Pelatda sentralisasi. Rencananya, jika ada turnamen di level Kejurnas sampai ke luar negeri, skuad tenis meja PON Bali ini akan diterjunkan. “Saya juga kasihan terhadap anak-anak, mereka berlatih terus namun belum pernah bertanding,” terangnya.
Ia juga menyayangkan, selama ini atlet asuhannya belum bisa melakukan sparring, termasuk berlaga pada kejuaraan. “Padahal, seandainya tidak ada wabah virus corona ini, skuad tim PON Bali diproyeksikan ambil bagian pada event di luar negeri,” ujarnya. (Daniel Fajry/Balipost)