Achmad Yurianto. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Penyelenggaraan kegiatan rapat menjadi perhatian karena bisa memunculkan klaster baru. Diingatkan agar melaksanakan rapat di ruang yang sirkulasinya baik dan pada pagi hari. Demikian dikatakan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers streamingnya yang dipantau di Denpasar, Senin (20/7).

Menurut Yurianto, klaster baru dimungkinkan muncul di ruang kerja untuk itu protokol kesehatan harus diperhatikan. “Yakinkan perkantoran untuk memperhatikan fasilitas umum yang dipakai bersama,” katanya.

Ia mengungkapkan akhir-akhir ini mendengar bahwa thermal gun bisa merusak otak. Hal ini tidak benar.

Sebab, thermal gun hanya menggunakan pancaran infra merah. Tidak menggunakan sinar laser dan sinar radioaktif, seperti sinar x-ray. “Jika ada statement yang menyatakan thermal gun merusak otak, hal ini tidak benar,” tegasnya.

Baca juga:  Tes Penerimaan CASN Kemenkes di Bali Terapkan Prokes Ketat

Adanya isu ini dinilai kontraproduktif dengan upaya untuk memutus penyebaran COVID-19. Ia pun meminta agar upaya menangani COVID-19 tidak dibebani dengan isu-isu yang tidak benar.

Per pukul 12.00 WIB, sebanyak 14.027 spesimen telah diperiksa. Total sudah ada 1.235.545 spesimen diperiksa.

Tes spesimen menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Test Cepat Melokuler (TCM). Dari tes tersebut, masih ada penambahan kasus positif sebanyak 1.693 orang sehingga kumulatifnya mencapai 88.214 kasus.

Baca juga:  Perayaan Tahun Baru, Kapolda Harap Jangan Mabuk

Jika diperhatikan, sejumlah provinsi yang tambahan kasus COVID-19 cukup besar. Adapun 5 besarnya adalah DKI Jakarta sebanyak 361 orang, Jawa Tengah sebanyak 354 orang, Jawa Timur 237 orang, Sulawesi Selatan 125 orang, dan Gorontalo 105 kasus baru.

Ia pun mengatakan ada beberapa provinsi melaporkan kasus baru lebih sedikit dari kasus sembuh. Sebanyak 16 provinsi melaporkan kasus di bawah 10. Tujuh provinsi melaporkan tidak ada tambahan kasus.

Yurianto melanjutkan untuk yang sehat ada penambahan 1.576 orang sembuh sehingga totalnya menjadi 46.977 pasien. Kasus meninggal bertambah 96 orang sehingga total kasus menjadi 4.239 orang.

Sehingga, lanjutnya, masih ada suspek sebabyak 36.380 orang. Sebanyak 467 kabupaten/kota telah terdampak kasus ini dari 34 provinsi. “Gambaran penambahan kasus ini adalah gambaran dari aktivitas produktif yang semakin tinggi namun tidak mematuhi protokol kesehatan, menjaga jarak, menggunakan masker dengan baik dan benar, serta kemudian mencuci tangan,” ujarnya.

Baca juga:  Masih Jalani PPKM Level 3, Zona Risiko COVID-19 Bali Juga Belum Berubah

Ia pun kembali meminta agar dunia kerja bisa memenuhi protokol kesehatan dengan benar. “Ingat apabila kita terinfeksi di tempat kerja akan berisiko terhadap keluarga yang ada di rumah. Mari patuhi ini dengan komitmen yang kuat tidak terhenti, terus menerus. Kita pasti bisa menangani ini,” tutupnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *