SINGARAJA, BALIPOST.com – Nasib sial dialami oleh seorang Warga Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan. Setelah dikabarkan hilang, Komang Bagiarsa (30) ditemukan meninggal dunia di pinggir jurang Kamis (23/7). Diduga, korban terjatuh ketika mencari Pohon Bunut untuk dijadikan bonsai.
Informasi dikumpulkan di lapangan, Rabu (22/7) sekitar pukul 15.30 wita, korban berpamitan dengan keluarganya untuk pergi ke kebun. Korban ini membawa perlengkapan untuk mencari Pohon Bunut dan bambu untuk bahan membuat bonsai. Sampai pukul 18.00 wita, korban belum pulang ke rumahnya. Karena sampai malam korban tak kunjung pulang, keluarganya panik dan khawatir dengan keselamatan korban. Keluarganya lantas melaporkan kejadian itu, sehingga anggota Babinkamtibmas bersama aparat desa kemudian melakukan pencarian di kebun milik orangtuanya. Sayang, pencarian hingga dini hari kemarin, korban belum ditemukan.
Pencarian akhirnya dihentikan dan dilanjutkan pagi. Dalam percarian lanjutan itu korban akhirnya ditemukan. Tragisnya, korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Jenazah korban ditemukan di dasar jurang yang berbatasan dengan kebun milik warga Desa Pakisan sekitar pukul 06.30 wita. Saat ditemukan, posisi korban tertelungkup dengan luka lebam pada muka.
Setelah ditemukan, keluarga bersama aparat kemudian mengevekuasi jenazah korban untuk disemayamkan di rumahnya. Petugas dari puskemas sempat melakukan pemeriksaan luar pada tubuh korban.
Kapolsek Kubutambahan AKP Made Mustida seizin Kapolres Buleleng AKBP Made Sinar Subwa mengatakan, dari pemeriksaan oleh petugas puskemas, korban mengalami cedra kepala, hidung, dan kaki kanannya juga mengalami luka lecet. Diduga saat akan mencari Pohon Bunut di lokasi kejadian, korban terjatuh. Saat terjatuh itu bagian mukanya membentur batu, sehingga luka karena benturan itu diduga menyebabkan korban meninggal dunia. “Dari pemeriksaan saksi dan olah TKP, korban ini kemungkinan terjatuh saat akan menarik Pohon Bunut di TKP. Saat terjatuh di dasar jurang membentur batu, sehingga mengalami luka sampai lebam dan dinyatakan meninggal dunia,” katanya.
Menurut Made Mustiada, dengan hasil pemeriksan itu, orangtuanya mengiklaskan korban meninggal dengan cara tragis. Peristiwa ini dianggap sebagai musibah dan jalan hidup korban. Dengan demikian, jenazah korban tidak diperiksa lebih lanjut. Selanjutnya, keluarga masih mempersiapkan upacara untuk menguburkan jenazah korban sesuai kebiasaan di Desa Bontihing. (Mudiarta/Balipost)