pemulihan
Pemerintah pusat, BWS Bali Penida, BKSDA dan Pemkab Buleleng menyepakati untuk percepatan pemulihan kondisi danau kembar (Buyan dan Tamblingan). (BP/mud)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten sepakat melakukan percepatan pemulihan berbagai permasalahan di “danau kembar” (Danau Buyan dan Danau Tamblingan). Para pihak menyepakati awal penanganan dilakukan mulai September 2017. Hal itu terungkap dalam forum grup discution (FGD) di lobi kantor Bupati Buleleng Rabu (5/7).

FGD dimotori Kementrian Lingkungan Hidup (LH) melalui Pusat Pengendalian Pengembangan Ekorigion Bali dan Nusra. Sementara pesertanya, seperti Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Jajaran Pemkab Buleleng, dan LSM pemerhati lingkungan.

Kepala Pusat (Kapus) Pengendalian Pengembangan Ekorigion Bali dan Nusra Drs. Rijaluz Zaman mengatakan, FGD ini merupakan langkah awal sebelum para pihak ini melakukan action dalam percepatan pemulihan kondisi Danau Buyan di Desa Pancasari (Kecamatan Suaksada) dan Danau Tamblingan di Desa Munduk (Kecamatan Banjar). Ide percepatan pemulihan ini karena persoalan pelik terutama di Danau Buyan hingga mengancam munculnya bencana ekologi di kawasan tersebut. Persoalan itu seperti pendangkalan karena sedimentasi, tutupan permukan air oleh gulma, eceng gondok, dan tanaman liar.

Baca juga:  Danau Tamblingan dan Buyan Alami Sedimentasi Parah

“Kondisi terakhir terutama di Danau Buyan, penangkalan memicu kedalaman danau berkurang sekitar 20 meter. Belum lagi pencemaran air danau dan kalau persoalan ini tidak ditangani segara, bukan hanya krisis air bagi Buleleng dan daerah lain akan terjadi,” katanya.

Memasuki tahun 2018, semua pihak melalui tim yang sudah dibentuk diwajibkan memprogramkan dan menyiapkan anggaran, sehingga berbagai persoalan itu akan tertangani dengan optimal, dan cita-cita menyelematkan dan pelestarian danau akan terwujud.

Baca juga:  Jawab Kekhawatiran Banjir di Buyan, Pemkab Segera Bangun Drainase

“Dulu kita kerja sendiri-sendiri jadi hasilnya belum optimal. Sekarang kita coba bersama-sama dan tahun depan semua semua pihak ini mengalokasikan anggrannya, saya yakin persoalan pelik terutama di Danau Buyan itu akan tertangani,” jelasnya.

Sedangkan Kepala BWS Bali Penida, Ketut Jayada mengatakan, pengerukan sedimentasi dan pembersihan gulma serta rumut liar belum berjalan optimal. Alat berat yang dioperasikan belum memadai mengatasi kedua persoalan tersebut. Atas persoalan itu, tahun depan BWS Bali-Penida menunggu bantuan peralatan baru dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR).

Baca juga:  Dana Desa TA 2022 Prioritas Untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi

Alat khusus ini seperti kapal kemudian membersihkan gulma yang mengapung. Gulma yang terkumpul dibuang dengan cara memuntahkan dari dalam hingga ke pinggir danau dengan jarak lempar sekitar 200 meter. Alat ini akan mengeruk endapan sedimentasi, sehingga dengan satu alat dua persoalan itu akan tertangani.

“Sekarang kalau kita pakai eksavator gulmanya sedikit bisa dibersihkan karena tanaman mengapung. Tahun depan kami punya program untuk memakai alat khusus uuntuk membasmi gulma itu dan sekaligus mengeruk sedimentasi,” jelasnya. (mudiarta/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *