Rektor Unmas Denpasar Made Sukamerta seusai menjual beras petani Bali kepada Wakil Rektor, LPM dan para dekan. (BP/sue)

 

DENPASAR, BALIPOST.com – Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar ikut membantu Pemprov Bali untuk menyejahterakan petani Bali. Unmas gencar melakukan kampanye membeli beras petani Bali di tengah pandemi Covid-19. Pada Rabu (29/7), Rektor Dr. I Made Sukamerta, M.Pd. membagikan 100 paket beras produksi petani Bali kepada pimpinan universitas dan para dekan di lingkungan Unmas.

Yang menarik, saat itu Rektor Unmas Made Sukamerta menjual langsung beras petani Bali kepada WR I Dr. Wayan Gde Wiryawan, S.H., M.H., WR II Dr. Nengah Landra, S.E., M.M., WR III Ir. I Made Sastra Wibawa, M.Erg., LPM serta para dekan di lingkungan Unmas. Ia meminta para dekan ini mengampanyekan kepada semua civitas akademika Unmas dan masyarakat untuk membeli beras petani Bali karena berkualitas baik dengan harga terjangkau. “Daripada kita membeli produk luar Bali, lebih baik membeli produk petani Bali dengan kualitas yang sama dengan harga yang sama. Yang penting petani Bali yang menikmati hasilnya,” tegasnya.

Baca juga:  Sulap Sampah Kayu Jadi Kerajinan Bernilai Seni

Sukamerta mengatakan, saatnya pemerintah daerah di kabupaten/kota dan provinsi makin peduli dengan petani Bali. Sebab, di masa pandemi banyak warga Bali yang terkena PHK mau kembali bertani.

Hal ini harus diberi dukungan oleh pemerintah dan warga Bali dengan cara membeli semua produk pertanian Bali, sehingga petani merasakan berkah menjadi petani. Bukan sebaliknya, saat musim panen tak ada yang membeli produk mereka sehingga petani Bali ngambul alias tak mau bertani lagi.

Dengan membeli produk mereka, kata Sukamerta yang juga memiliki lahan pertanian cukup luas di Tabanan, diharapkan profesi petani terus digeluti atau minimal menjadi pekerjaan tambahan jika suasana sudah normal kembali.

Baca juga:  Puluhan Ribu Peserta BPJS di Karangasem Nunggak Iuran

Ia mengaku setuju dengan wacana pemerintah memberikan asuransi bagi petani Bali. Isu ini jangan hanya wacana, namun segera diterapkan agar petani Bali tak menanggung sendiri biaya mahal jika gagal panen. Kemudian semua komponen berupaya mendekatkan petani dengan pasar agar petani Bali tak dikelola oleh tengkulak.

Bicara soal pertanian, Unmas Denpasar yang memiliki Fakultas Pertanian dan Bisnis, menurut Rektor Made Sukamerta, sejak lama sudah menjalin kerja sama dengan pemkab/pemkot di Bali. Hasil penelitian desennya dijadikan pilot project oleh daerah termasuk dalam kajian varietas padi unggul dan teknologi tepat guna pertanian.

Bahkan, dosennya banyak melahirkan penelitian yang didanai lewat hibah Kemendikbud mencapai puluhan miliar rupiah. Sementara LPPM Unmas saat ini sudah berstatus Madya. Unmas juga memiliki keberpihakan bagi kaum milenial Bali yang mau kuliah di Fakultas Pertanian dan Bisnis Unmas yakni mereka dibebaskan dari uang gedung. Selain itu, mereka disiapkan berbagai jenis beasiswa dan program kewirausahaan. Makanya, jumlah mahasiswa baru yang direkerut FPB Unmas saat ini di atas 100 orang. ‘’Ini sangat menggembirakan bagi kaum milenial Bali,’’ tegasnya.

Baca juga:  Beli Beras Petani

Pada SPMB tahun ini, Unmas sudah merekrut 1.900 mahasiswa baru pada gelombang I dari 2.250 pendaftar. Pada gelombag II yang dibuka hingga akhir Agustus nanti akan direkrut lagi 600 calon mahasiswa baru untuk FKIP, FEB, FH, FKG, Fakultas Bahasa Asing, Fakultas Farmasi, FPB dan FT. Di sisi lain Unmas juga menjalin kersa jama internasional dengan ATSE Crawford dan CRC Plant Biosecurity Australia. Kerja sama ini sangat strategis dalam upaya menjaga ketahanan pangan Bali dan pemecahan masalah penyakit dan hama tanaman. (Sueca/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *