Menteri PUPR Basuki didampingi Gubernur Koster meninjau sejumlah proyek infrastruktur di Bali, salah satunya rencana pembuatan Tol Gilimanuk. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Rencana tol Gilimanuk-Denpasar sepanjang 95 km siap dibangun 2021. Pembangunan tol dengan titik akhir di Mengwi, Badung itu akan dilakukan sebanyak tiga tahap.

Tahap pertama mulai dari Pekutatan, Jembrana sampai Soka, Tabanan sepanjang 20 km. Pemprov Bali siap mendukung dari sisi pembebasan lahan.

“Kalau trasenya sudah, maka akan dilengkapi dengan dokumen untuk pembebasan lahan. Terlebih dulu ada ijin pemrakarsa dari pihak ketiga kepada Menteri PUPR, dan setelah itu Pemprov akan mengeluarkan ijin penetapan lokasi,” ujar Gubernur Bali Wayan Koster saat meninjau lokasi tol bersama Menteri PUPR RI Basuki Hadimuljono di Mengwi, Badung, Kamis (6/8).

Baca juga:  Puluhan PMI Asal Bali di Ukraina Akhirnya Pulang, Ini Pengakuan Salah Satunya

Koster berharap, proses tender sudah dapat dilakukan Oktober mendatang dan selesai di Desember sehingga awal 2021 pembangunan tol tahap pertama bisa dimulai. Tol Pekutatan-Soka ditarget rampung 2022.

Sedangkan tahap kedua, pembangunan akan dilanjutkan dari Soka ke Mengwi. Tahap ketiga barulah dilakukan pembangunan dari Gilimanuk ke Pekutatan.

“Pekutatan-Soka terlebih dulu diprioritaskan karena kroditnya ada disini. Ini akan jadi jalur logistik dan jalur wisata,” jelasnya.

Walaupun titik akhir tol Gilimanuk-Denpasar di Mengwi, lanjut Koster, sudah ada rencana menyambung ke Blahbatuh, Gianyar. Dalam hal ini, Mengwi menjadi hub. Keseluruhan tol Gilimanuk-Denpasar rencananya ditarget selesai awal 2024 atau tergantung pembebasan lahan. “Pembebasan lahan saya akan membantu penuh,” tegasnya.

Baca juga:  Hari Kedua Nusa Penida Festival Tampilkan Berbagai Lomba, Dari Pembangkitan Budaya hingga Kuliner

Menteri PUPR RI Basuki Hadimuljono mengatakan, tol Gilimanuk-Denpasar masih terkait dengan Trans Jawa. Saat ini, Trans Jawa sudah sampai di Pasuruan, Jawa Timur dan tinggal meneruskan ke Banyuwangi. Jika Trans Jawa nanti sudah rampung, maka orang-orang akan lebih suka datang ke Bali lewat jalur darat.

“Karena lebih cepat, bisa melihat pemandangan, daripada naik pesawat terbang. Apalagi kalau 1 mobil 1 keluarga pasti lebih murah sehingga ada pengembangan wilayah,” ujarnya.

Basuki menambahkan, tol Gilimanuk-Denpasar dibangun untuk mengantisipasi kemacetan saat terjadi peningkatan arus kendaraan ke Bali lewat darat. Dikatakan, bila tol Gilimanuk-Denpasar merupakan proyek unsolicited atau prakarsa dari swasta.

Baca juga:  Antisipasi Warga Ngungsi, KPU Rancang Lokasi Mitigasi TPS di KRB

Pihaknya sangat mendorong investasi swasta di jalan tol. Apalagi swasta dimaksud bukan dari BUMN. “Studinya sudah dilaksanakan, sudah masuk minggu ini. Sekarang tinggal kita evaluasi studinya, baru saya keluarkan izin prakarsanya. Habis itu baru penlok,” imbuhnya.

Menurut Basuki, paling lambat Maret 2021 sudah ada penandatanganan kontrak sehingga proyek bisa berjalan. Secara keseluruhan, biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 13 sampai 14 triliun. Seluruhnya dibiayai oleh swasta atau tidak ada dukungan pemerintah lewat APBN. Tol akan dilengkapi pula dengan jalur sepeda motor. Regulasi atau payung hukum berupa PP sudah ada untuk itu. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

3 KOMENTAR

  1. Kenapa jalan tol di Bali bisa dibangun utk pengguna sepeda motor juga, sedangkan tol yg ada diluar Bali ga pernah dibangun utk pemakai sepeda motor seperti di Bali?? Hebat Gubernur Bali pinter melobi pemerintah pusat dan lebih memikirkan rakyatnya ga seprti gubernur provinsi lain..gw jadi iri

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *