DENPASAR, BALIPOST.com – Selama 39 kali penyelenggaraan, PKB (Pesta Kesenian Bali) masih terkesan monoton. Dari sisi pengembangan usaha, selain tidak ada edukasi bagi para pelaku usaha, PKB juga terkesan tidak memberikan kesempatan bagi UKM lain untuk dapat mengikuti PKB.
Ketua Umum Kadin Bali, AA. Ngurah Alit Wiraputra, Jumat (7/7), menyoroti hal tersebut setelah mengunjungi PKB dan bertemu sejumlah pelaku UKM. Ia menilai PKB harusnya memberikan dampak positif dalam bidang pemasaran dan penjualan produk yang dipamerkan sehingga bisa bersaing di dunia international dan siap menjadi produk ekspor.
Menurutnya, pelaku usaha maksimal bisa mengikuti PKB 2 kali. Setelah mengikuti PKB, pelaku usaha harus naik kelas dan orientasinya ekspor. “Sekarang pelaku usaha menjual produknya di PKB, setelah itu dia harus punya market nasional dan internasional,” tandasnya.
Produk yang di pamerkan juga harus selektif dan diberikan kesempatan kepada semua perajin untuk tampil bergiliran setiap penyelenggaraannya. Selain itu, penyelenggara PKB harus mendatangkan buyer tidak hanya buyer nasional tapi juga buyer internasional.
“Panitia jangan hanya profit oriented, tapi juga harus ada edukasi, pendidikan pelayanan, perkenalan untuk memajukan produk kerajinan Bali. Kalau berat melaksanakan setahun sekali, laksanakanlah 2 tahun sekali,” tegasnya.
Karena PKB merupakan event yang besar, sehingga harus dimanfaatkan dengan sebaiknya-baiknya bagi pengembangan pelaku usaha agar usahanya maju dan berkualitas. “Masing-masing kabupaten/kota juga harus diberikan kesempatan yang sama, jangan dipecah,” pungkasnya.
Keamanan dan kenyamanan pengunjung PKB juga dijaga. Bali banyak didatangani turis. Hal itu harus dimanfaatkan dengan baik agar turis juga datang ke PKB.
PKB juga momentum bagi pengembangan pariwisata budaya Bali. Sehingga Bali akan terkenal ke dunia international sebagai destinasi pariwisata budaya. (Citta Maya/balipost)