Presiden Joko Widodo. (BP/kmb)

JAKARTA, BALIPOST.com – Presiden Joko Widodo mengenakan baju adat dari Kabupaten Timor Tengah Selatan, saat menjadi Inspektur Upacara Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Jakarta, Senin. Berdasarkan keterangan dari Sekretariat Presiden, dalam baju tersebut terdapat kain motif Kaif berantai nunkòlo.

Motif tersebut sudah dimodifikasi dari bentuk belah ketupat (motif geometris) dengan batañg tengah yang berartì sumber air. Bagian pinggir bergerigi melambangkan wilayah yang berbukit dan berkelok-kelok.

Baca juga:  Operasi Ketupat 2024, Ratusan Ribu Personel TNI-Polri Dikerahkan Amankan Mudik

Sedangkan warna merah melambangkan keberanian laki-laki nunkolo. Sejumlah aksesoris yang disematkan di pakaian adat itu untuk menambah indah kain tenun, dan tentunya memiliki makna kegunaan praktis.

Aksesoris dester yakni ikat kepala atau Pilu. Ada tiga jenis Yi U Raja dengan bentuk dua tanduk kecil yang artinya fungsi Raja yang melindungi.

Kemudian, ikat di kepala sebagai penutup kepala untuk pelindung yang menjadi tanda kebesaran Raja sebagai Mahkota.

Baca juga:  Pentas Virtual 50 Komunitas Kesenian akan Dibiayai Disbud Bali, Ini Caranya

Selanjutnya Tas sirih pinang dan kapur. Aksesoris itu untuk menunjukkan budaya makan sirih pinang sebagai budaya pemersatu atau persatuan dan juga melambangkan tanda kasih dan hormat. Maka tas sirih pinang selalu dikenakan.

Upacara HUT RI di Istana Merdeka pada tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena mengedepankan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19. Jumlah peserta yang hadir di Istana Merdeka dibatasi. Masyarakat dan sebagian besar pejabat negara dan pejabat daerah mengikuti upacara kemerdekaan secara virtual. (kmb/balipost)

Baca juga:  Gangguan ATM, Akibat Satelit Telkom Sudah Uzur
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *