Dirjen Bimas Hindu, Tri Handoko Seto. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Melihat rencana pembangunan jangka panjang dan jangka menengah nasional, yang ditugaskan oleh Presiden kepada Menteri Agama kemudian diselenggarakan oleh Dirjen Bimas Hindu maka satu kata kunci yang harus diemban bersama adalah moderasi beragama.

Dirjen Bimas Hindu Tri Handoko Seto mengatakan, moderasi beragama di kalangan umat Hindu selama ini sudah baik sudah baik. Namun demikian karena Hindu tersebar di seluruh nusantara, maka moderasi agama Hindu adalah moderasi beragama yang berkualitas.

Di Bali kualitas umat memang jauh lebih baik dibandingkan dengan kualitas umat Hindu di daerah-daerah lain. Di daerah pinggiran seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku umat masih jauh dari akses terhadap pelayanan keagamaan.

“Sehingga kita harus fokus ke depan membesarkan Hindu Nusantara, Hindu di Indonesia yang tersebar di seluruh nusantara yaitu Hindu yang memiliki keragaman budaya yang berbeda-beda, ini harus kita sadari pertama kemudian kita kenali dan kita bangun bersama-sama,” ujar Tri Handoko, Jumat (21/8) saat wawancara dalam program Bali Post Talk.

Baca juga:  4 Bulan Belajar Daring, Efektifkah?

Oleh karena itu moderasi beragama berkualitas dengan mengutamakan peningkatan kualitas SDM di seluruh nusantara akin menjadi program besar Dirjen Bimas Hindu lima tahun ke depan.

Peningkatan kualitas SDM tidak semata-mata bisa dilakukan pada sektor pendidikan. SDM yang bagus adalah yang memahami ajaran agamanya, mengamalkan ajaran agama itu lalu ditopang dengan tingkat pendidikan yang baik. Maka mereka akin mampu meningkatkan harkat dan martabatnya melalui kesejahteraan ekonomi.

“Ketika berbicara kualitas SDM, tidak semata – mata pendidikan karena pendidikan, ekonomi, pemahaman agama itu sebuah lingkaran besar, yang mana kita tidak bisa memberikan stimulus pada satu titik, itu semuanya akan berkaitan,” tandasnya.

Untuk memberikan stimulus-stimulus itu, Dirjen tidak bisa bekerja sendiri. Internal Dirjen memiliki keterbatasan resources baik SDM maupun anggaran. Anggarannya hanya sekian ratus miliar per tahun untuk menghidupi kegiatan pendidikan dan urusan agama, menurutnya tidak cukup.

Baca juga:  Pojok Baca akan Dibangun di Taman Janggan

Oleh karena itu, ia akan menggunakan cara – cara yang lebih disruptif yaitu sharing resources. Jadi umat Hindu yang berada di daerah pinggiran, yang SDMnya rendah, ekonominya kurang. Di sisi lain, Hindu juga memiliki SDM yang unggul, pintar, kaya, pengusaha. SDM – SDM yang memiliki kemampuan itulah yang akan diajak bersama – sama mengembangkan SDM yang kurang mampu di seluruh nusantara.

Meskipun sharing resources selama ini sudah dilakukan, namun belum cukup. Perlu pemanfaatan semua simpul. “Karena kekuatan kita tidak hanya pada sektor-sektor yang pandai dan kaya tapi juga di sektor-sektor pemerintahan, bahkan di legislatif dan aparat. Ini harus bersama-sama membantu akses bagi masyarakat untuk memperoleh layanan keagamaan, layanan keumatan dari sisi pemahaman keumatan, pendidikan dan ekonomi,” ungkapnya.

Hindu tidak hanya Bali tapi juga Hindu Nusantara. Kelebihan Hindu adalah value Hindu bisa masuk ke dalam budaya setempat. Maka dari itu, Hindu harus berbangga, karena Hindu tidak mecerabut manusia dari akar budayanya.

Baca juga:  Senderan Rumah Warga Longsor

“Ketika Hindu berkembang di Bali, maka harus dipastikan bahwa budaya Bali terpelihara, terangkat. Ini contoh sempurna bagaimana Hindu di Bali mampu mengembangkan budaya Bali. Begitu juga di daerah lain. Ketika ada Hindu di Dayak, kalau bisa membangun Hindu disana seperti Bali itu dengan budaya Dayaknya, maka ini akan menjadi mercusuar baru, menjadi pusat-pusat agama Hindu yang baru,” jelasnya.

Ia berharap kepada seluruh umat Hindu di Nusantara, bersama – sama membangun Hindu Nusantara, berkolaborasi, bersinergi. “Jangan pernah lelah untuk membangun, mengembangkan, memajukam umat Hindu di seluruh Indonesia. Ayo terus berkontribusi. Akhirnya kita akan bermuara pada berkembangnya, majunya Hindu nusantara di masa-masa yang akan datang sebagaimana yang pernah menjadi sejarah besar bangsa Indonesia,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *