Kapolres Badung AKBP Roby Septiadi. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Menghadapi Pilkada Serentak 2020 dan pandemi COVID-19, kepolisian kerja keras menjaga situasi tetap aman dan kondusif. Apalagi saat ini media sosial (medsos) bisa dipakai alat memecah belah rakyat dan mengancam kamtibmas.

Kapolres Badung AKBP Roby Septiadi, Sabtu (22/8) mengatakan, medsos bisa dijadikan alat memecah belah masyarakat. Bukan berarti ada upaya pembungkaman atau pemerintah anti kritik jika pihaknya menjadikan medsos sebagai target pengamanan, namun demi mengatur sendi-sendi kehidupan.

Baca juga:  Tahun Ini, DPRD Badung Sempurnakan Perda Parkir untuk Genjot Pendapatan

“Jangan dikira kalau berbicara di medsos itu gampang dihapus. Walau sudah hapus akan bisa dimunculkan kembali. Ingat seperti kata orang kebanyakan jejak digital itu kejam,” tegasnya.

Perwira melati dua kelahiran Jakarta ini menjelaskan, Pilkada 2020 akan menjadi stimulus perekonomian. Selain untuk menjalankan amanah undang-undang dalam mengwujudkan pilkada yang aman, demokratis, jujur, adil dan menyehatkan.

Guna mewujudkan situasi aman, nyaman dan kondisif, Polri bekerja sama dengan instansi terkait seperti TNI dan Linmas untuk menjaga keamanan selama tahapan dan pencoblosan. Roby menegaskan Polri tetap menjaga netralitas dan profesionalitas selama mengamankan pilkada. (Kerta Negara/balipost)

Baca juga:  Mengelola Kebebasan Demokrasi Medsos
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *