rekrutmen
Suasana pendaftaran tenaga kontrak RS Pratama Nusa Penida di Dinas Kesehatan Klungkung, Selasa (11/7). (BP/sos)
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Perekrutan pegawai RS Pratama Nusa Penida, Kabupaten Klungkung telah bergulir. Mekanismenya hanya melalui wawancara. Sementara untuk tes tulis ditiadakan. Anggaran terbatas menjadi pemicu hal tersebut.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Klungkung, dr. Made Adi Swapatni, rekrutmen tersebut diumumkan 5 Juli lalu dan proses pendaftarannya berlangsung sejak 10 hingga 13 Juli. Jumlah yang direkrut 64 orang. Rinciannya perawat ners 4 orang, Perawat D-3 6 orang, Perawat Gigi D-3 2 orang, Asisten Apoteker minimal SMK Farmasi 4 orang, Teknisi Elektronik D3 1 orang, Radiografer pendidikan D-3 Radiologi 1 orang, Kesehatan Lingkungan pendidikan D-3 1 orang, Perekaman Medik dan Informasi Kesehatan pendidikan D-3 Kesehatan 13 orang, Pemeliharaan instalasi RS minimal SMK jurusan listrik 1 orang, Penyusunan Perencanaan dan Pelaporan minimal D-3 kesehatan 1 orang, Pengadministrasian Kepegawaian S-1 Hukum 2 orang.

Selain itu, diperlukan juga Administrasi Umum minimal D3 Komputer 2 orang, Pengurus Barang dan Aset minimal D-3 Kesehatan 2 orang, kasir minimal D-3 Akuntansi Manajemen 4 orang, Bendahara S1 Ekonomi 2 orang, Sopir SMA/K sederajat 4 orang, Satpam SMA/K sederajat 4 orang, Tukang kebun SMA/K sederajat 2 orang, Cleaning Service SMA/K 6 orang dan Laundry SMA/K sederajat 2 orang.

Baca juga:  Dewan dan Pegawai Sekretariat Segera Ngantor di Kubu

“Pendaftatannya sudah dibuka. Itu dengan sistem kontrak. Rektrutmen itu mayoritas untuk tenaga non medis, seperti Cleaning Service, Satpam, tukang kebun, dan tenaga laundry. Sementara untuk teknis dilakukan pada perekam medik, perawat, asisten Apoteker dan Radiografer,” sebutnya.

Dua hari berjalan, pendaftar yang mengajukan lamaran mencapai 89 orang yang didominasi D-3 keperawatan. Mantan Direktur RSUD Klungkung ini menyebutkan dalam seleksinya, pendaftar hanya mengikuti tes wawancara yang terselenggara 17 dan 18 Juli mendatang.

Sementara untuk tes tulis ditiadakan dengan alasan keterbatasan anggaran, khususnya pencetakan soal yang harus dikoordinasikan dengan lembaga pendidikan kesehatan. “Pendaftar hanya mengikuti wawancara. Pengumuman direncanakan 19 Juli. Untuk tes tertulis tidak. Anggaran terbatas,” sebutnya.

Baca juga:  Tak Hadir Saat Tes Assesment, Peserta Lelang Jabatan di Tabanan Ini Harus Gugur

Disampaikan lebih lanjut, pegawai yang akan bertugas di rumah sakit yang memiliki 50 bad itu diprioritaskan berasal dari Nusa Penida. Salah satu alasannya untuk menghindari pindah dalam waktu cepat ke RS lain. Mereka akan digaji Rp 1,3 juta diluar jasa pelayanan. “Bukan berarti kami menutup kesempatan dari daerah lain. Kami tetap memberikan. Tapi kami berharap, jika diterima jangan langsung memilih pindah. Itu ditegaskan dalam wawancara,” ucapnya.

Selain Kabupaten, perekrutan juga dilakukan Pemprov Bali untuk 68 formasi. Namun, berdasarkan hasil seleksi, yang terisi baru 58 formasi. Kekosongan masih terjadi pada dokter spesialis kandungan, spesialis bedah, spesialis kandungan, dokter gigi belum terisi. Demikian juga dengan asisten apoteker dan kekurangan pada apoteker. “Untuk asisten apoteker, perlu tiga. Seluruhnya masih kosong. Untuk apoteker, perlu dua, baru terisi 1,” beber Swapatni.

Baca juga:  Dinas PUPRPerkim Belum Usulkan Anggaran Perbaikan Jalan Putus di Tegalalang

Jika merujuk dengan Permenkes, rumah sakit pratama yang masuk kelas D tidak wajib ada dokter spesialis. Namun, pihaknya memandang, seiring dengan perkembangan pariwisata dan komitmen pemkab untuk mempercepat pelayanan kesehatan, maka itu dipandang perlu untuk diadakan. “Kalau provinsi tidak dapat (merektrut-red), kami akan mengusulkan itu kepada bupati. Tetapi itu perlu proses. Sambil jalan,” terangnya.

Pengoperasian rumah sakit itu ditergetkan sudah mulai pada triwulan IV tahun ini, yakni paling cepat Oktober dan paling lambat awal Desember.

Seorang pelamar, I Gede Meyantara asal Dusun Karang Desa Pejukutan, Nusa Penida yang mendaftar sebagai perawat mengaku ingin mengabdi di Desa. Pria 24 tahun ini pun tak mempermasalahkan besaran gaji yang dibayarkan. “Sebelum melamar, saya mengabdi di Puskesmas Nusa Penida I,” tuturnya. (sosiawan/.balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *