DENPASAR, BALIPOST.com – Kompetisi sepak bola Liga 1, 2, dan 3 rencananya digelar serentak pada Oktober. Akan tetapi, untuk penyelenggaraan Kompetisi Liga 3 di daerah, seperti Rayon Bali belum ada keputusan secara resmi.
Untuk itu, Asprov PSSI Bali masih menunggu Surat Keputusan resmi dari PSSI Pusat, terkait penyelenggaraan kompetisi di daerah. Direktur Kompetisi Asprov PSSI Bali, Gede Made Anom Prenatha, di Denpasar, Jumat (28/8) mengemukakan, jika sudah turun surat dari PSSI Pusat, maka Asprov PSSI Bali akan menggelar rapat, terkait tata laksana penyelenggaraan kompetisi sepak bola, di saat pandemi COVID-19.
“Jika sudah turun surat dari PSSI Pusat berikut regulasinya, kami akan menggelar rapat bersama pengurus Asprov PSSI Bali,” tutur Anom Prenatha.
Dijelaskannya, untuk menggelar kompetisi liga di daerah, harus mendapatkan ijin dari kepala daerah. Ia mencontohkan, Jabar juga akan menggelar kompetisi dan mendapat izin dari gubernur.
Hanya, dalam setiap laga tanpa melibatkan penonton. “Yang jadi masalah, bagaimana tentang pelaksanaan protokol kesehatan, dan siapa yang menanggung biayanya?” tanya Anom Prenatha.
Menurut dia, jika menerapkan protokol kesehatan, maka setiap pemain wajib menjalani rapid test atau tes swab. Anom Prenatha menyebutkan, biaya rapid test per kepala Rp 150 ribu, sedangkan tes swab per orang dikenakan Rp 1,8 juta. “Lalu pihak mana yang menanggung biaya pemeriksaan ini, agar pemain benar-benar bebas dari virus corona,” ucap dia.
Ia menegaskan, kalau biaya pemeriksaan kesehatan dibebankan kepada Panpel, maka panitia dipastikan tak sanggup. Selain itu, seandainya kompetisi putaran nasional digelar Oktober, otomatis kompetisi di daerah seperti di Bali, diadakan paling lambat September. “Belum lagi ditambah jadwal babak regional, juara Rayon Bali harus meladeni juara Rayon NTB dan NTT, sebagai perwakilan Bali dan Nusa Tenggara,” ujarnya.
Sebaliknya, kata dia, kalau kompetisi Rayon Bali dimulai Oktober, maka babak putaran nasional sampai tuntas dihelat hingga Februari 2021. Anom Prenatha menyebutkan, pihaknya telah mengadakan workshop bagi kontestan kompetisi Liga 3 Rayon Bali, yang diikuti 12 klub.
“Yang jadi masalah, di saat pandemi COVID-19 seperti ini, ditambah krisis ekonomi, apakah jumlah peserta masih tetap,” tuturnya. (Daniel Fajry/balipost)