DENPASAR, BALIPOST.com – Rasta Flute merupakan band yang dibentuk karena kecintaan anggotanya dengan musik reggae dan Bali. Mereka mencoba mengkolaborasikan musik yang identik dengan Bob Marley ini dengan alat musik tradisional Bali, yakni seruling.
“Berawal dari kesukaan Kami terhadap music Reggae, dan pada saat itu kami iseng berkumpul dengan kawan-kawan, ada yang bermain gitar, ada yang bermain tempo pakai botol minuman, dan tepat pada saat itu saya datang dari latihan mengambel dengan membawa suling Bali. Secara spontan saya mencoba untuk memadukan nada suling dengan gitar. Dari sana lah muncul ide untuk membuat satu group musik yang bergenre reggae dan dipadukan dengan suling Bali,” ujar Haradha Krisna sang vokalis, Selasa (11/7).
Rasta Flute yang terbentuk sejak 20 November 2015 ini digawangi oleh I Putu Gede Haradha Krisna alias Tude Radha (Vocal, Lead Guitar, Flute), I Kadek Megianto alias Dek Antox (drum), I Kadek Riska Agung alias Reska (bass, backing vokal), I Wayan Yudi Setiawan alias Yudic (Guitar Rhytm) dan I Kadek Jopayana alias Jojo Gendut (Percussion). Ada beberapa lagu yang sudah mereka ciptakan, diantaranya Barang Bangka, Nyapa Kadi Aku, Mangulayang, dan Yen Pikir-Pikir. “Kami membentuk Rasta Flute ini karena tidak adanya band reggae yang menggunakan suling tradisional Bali. Dan disini kami menggunakan gitar akustik untuk rhytm agar lebih berkesan etnik,” lanjutnya.
Dengan ciri khas musik yang mereka miliki, Rasta Flute berharap setelah rekaman dan dipublikasikan nanti, semua karyanya bisa diterima masyarakat. “Tentunya kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk menyempurnakan karya-karya kami ke depannya,” pungkasnya. (Winatha/balipost)