SEMARAPURA, BALIPOST.com – Proses penerimaan tenaga kontrak perawat dan tenaga pendukung pelayanan RSUD Klungkung, sudah memasuki tahap tes kesehatan. Sebanyak 30 orang perawat dan 10 orang tenaga pendukung pelayanan sudah dinyatakan lolos seleksi. Namun, saat pelaksanaan tes kesehatan, Senin (31/8) ada sebanyak 3 orang yang justru tidak datang. Satu di antaranya, mengkonfirmasi tidak diizinkan kedua orangtuanya karena khawatir terpapar COVID-19 saat bertugas di RSUD Klungkung.
Direktur RSUD Klungkung, dr. Nyoman Kesuma, mengatakan tes kesehatan ini sebagai rangkaian tes terakhir, sebelum 40 nama yang sudah lolos seleksi akan diumumkan hasil finalnya pada 1 September 2020. “Ada tiga orang yang tidak hadir. Satu orang mengaku mundur dari seleksi karena tidak diizinkan ibunya, karena khawatir terpapar COVID-19. Dua orang lagi tidak tahu alasannya. Karena tidak datang, maka kami akan berikan pada yang lolos cadangan,” kata dr. Kesuma.
Dia mengatakan ada 5 orang peserta yang sudah disiapkan lulus cadangan, sebagai antisipasi bila ada peserta yang lolos tapi tidak mengikuti tes kesehatan. Setelah diumumkan hasil final pada Selasa (1/9), mereka akan menerima SK Penugasan bekerja di RSUD Klungkung per 2 September 2020. Sebagai tahap awal, sesuai anggaran, mereka sementara akan bekerja selama 6 bulan, khusus untuk mendukung melakukan penanganan pasien COVID-19.
Perawat yang menangani pasien COVID-19 ini akan menerima upah lebih dari Rp 3 juta setiap bulannya, sementara tenaga pendukung pelayanan mendapatkan upah Rp 2,5 juta per bulan. Upah itu sudah termasuk jaminan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Selain upah, mereka juga akan menerima insentif khusus dari pemerintah pusat, terkait penanganan pasien COVID-19. Sehingga, penanganan pasien nanti bisa berjalan lebih maksimal.
Kebutuhan tenaga kontrak ini sudah cukup mendesak, agar kekurangannya segera dapat dipenuhi. Dengan tambahan 30 perawat dan tenaga pendukung lainnya, maka ini sudah ditargetkan sudah cukup sesuai estimasi kebutuhan dan perkiraan yang cukup. “Nanti kalau ada petugas perawat yang terpapar COVID-19 saat bertugas, kami tidak kelabakan di dalam melayani pasien. Kami tidak kewalahan lagi. Belakangan ini kami cukup kewalahan karena penambahan pasien cukup banyak,” kata dr. Kesuma.
Perekrutan pegawai kontrak ini, juga sebagai antisipasi, sebagaimana arahan Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, karena tenaga yang sebelumnya diperbantukan di RSUD Klungkung, agar bisa dikembalikan lagi ke Puskesmas. Karena tenaga yang diperbantukan di RSUD Klungkung, membuat Puskesmas tidak lagi kewalahan, karena kekurangan pegawai. (Bagiarta/Balipost)