MANGUPURA, BALIPOST.com – Kapolda Bali, Irjen Pol. Petrus Reinhard Golose, mendapatkan apresiasi dan tepuk tangan yang meriah dari ratusan orang saat menyampaikan persoalan narkoba, khususnya masalah penutupan Akasaka oleh Pemkot Denpasar, pascadilakukan penangkapan narkoba hingga 19 ribu butir pil ekstasi.
Apalagi, kata Irjen Reinhard R Golose, yang memberikan kuliah umum di Puncak Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2017, pasca Akasaka ditutup ada masyarakat yang menyatakan terimakasih secara langsung, karena masyarakat tadi sudah mengeluarkan banyak duit di sana.
Kapolda juga sempat mengatakan bahwa jika anggotanya ada penyalahgunaan narkoba, akan dilakukan rehabilitasi, bahkan dilakukan pemecatan jika mereka sebagai pengedar. “Kalau Pangdam, ada anggotanya yang menjadi pengedar, juga dibinasakan,” kata kapolda yang memberikan pemaparan dihadiri Pangdam XI/Udayana Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak, Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. Drs. I Putu Gede Suastawa, S.H., Kepala BIN Bali, Danlanud, Danlanal, para wakil bupati sekaligus Ketua BNK, pejabat di lingkungan Provinsi Bali dan kabupaten, serta penggiat anti narkoba, Kamis (13/7).
Pada kesempatan yang juga dihadiri pemuka agama itu, kapolda mengajak masyarakat Bali untuk tidak pergi ke diskotek. “Janganlah masyarakat Bali pergi ke diskotek, marilah pergi ke pura,” kata Irjen Reinhard R Golose, disambut tepuk tangan ratusan orang yang hadir di Puspem Badung.
Di puncak HANI itu, dikatakan orang nomor satu di Polda Bali itu, ditutupnya hiburan malam di areal Simpang Enam, Jalan Teuku Umar Denpasar, didukung banyak masyarakat Bali. Tak salah jika, apa yang dilakukan Walikota Denpasar, diamini dan disetujui banyak pihak.
Bahkan kapolda sembat berkelakhar, apa yang dilakukan walikota tidak perlu takut, karena ada kapolda, pangdam, Danlanud, dan yang lainnya.
Dalam kuliah umumnya juga disampaikan kapolda bahwa penyelundupan narkoba banyak modus. Bahkan, dilakukan dengan dilevery, narkoba yang jumlahnya kiloan. Salah satu yang dicontohkan adalah prilaku oknum penyelundup dari Nepal.
Kapolda mengatakan, jika orang Nepal, bisa selundupkan 8 Kg di dalam perut. “Ini nilainya Rp 8 miliar,” tandas kapolda.
Bahkan dia mencontohkan ada penyelundup memasukan barang lewat perut ikan. Usai acara resmi tersebut, Kapolda Bali Reinhard R Golose, mengatakan terkait penutupan Akasaka itu, yakni terkait izin adalah hak Kota Denpasar. “Jika izin keramaian, saya pastikan Polda Bali tidak keluarkan izin keramaian. Itu pasti,” tandas Kapolda Bali, yang juga hingga saat ini memarkir kendaraan rantis di pintu masuk Akasaka.
Kapolda menegaskan pihaknya menyatakan perang dan serius dengan pelaku dan tempat peredaran narkoba. “Organisasi apapaun, siapapun yang terlibat, dengan kegiatan narkoba, akan berhadapan dengan kami dari kepolisian dan juga BNNP,” tandas Irjen Reinhard R Golose.
Apa yang disampaikan kapolda sangat beralasan. Dari data yang ada dikepolisian, dari tangkapan anak buahnya, 62,1% orang yang ditangkap adalah orang Bali. “Ya, saya nyatakan tersangka pelaku narkoba, 62,1% adalah berasal dari Bali. Mereka yang menjadi kurir I Putu, I Ketut, dan lainnya,” kata kapolda menyampaikan contoh nama Balinya.
Atas dasar itu, pihaknya menyatakan perang dengan narkoba, tanpa pandang bulu. Dia menyadari, jika mengatasi narkoba tidak hanya bisa diserahkan ke BNP, kepolisian dan aparat TNI. Namun harus melibatkan stake holder dan penegakan hukum yang efektik. “Yang penting dilakukan pencegahan, dilakukan rehabilitasi. Sangat disayangkan banyak kurir pelakunya ini berasal dari Bali, yakni 62,1%. Tetapi saya rasa dengan kita melakukan upaya pencegahan, saya rasa akan bisa diminimalisir. Mudah-mudahan ini berhasil,” harap jendral bintang dua di pundak tersebut. (miasa/balipost)