Umat Hindu membeli pernak pernik penjor Galungan. (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Lesunya parekonomian akibat pandemi COVID-19, tidak menyurutkan semangat umat Hindu merayakan Galungan. Terutama dalam membeli berbagai pernak pernik perlengkapan penjor.

Di tengah situasi sulit ini, para pedagang pun bertoleransi dengan menurunkan harga pernak pernik itu dibandingkan sebelumnya. Seorang pedagang, Nyoman Sriamin Senin (14/9) mengakui berbagai perlengkapan penjor masih tetap diburu oleh masyarakat yang menyelenggarakan Hari Raya Galungan.

Menurut pemilik toko di Jalan Raya Desa Belega, Blahbatuh tingginya antusias pembeli di luar prediksi. “Ini di luar prediksi saya, sebelum saya sudah sedikit cemas mengingat situasi COVID-19 ini. Tapi Astungkara perlengkapan laris, meski tidak seperti galungan 6 bulan lalu,” ujarnya.

Baca juga:  Wacana Perubahan Nama LPD, Dinilai Ganggu Aspek Historis dan Yuridis

Meski antusias warga membeli perlengkapan cukup tinggi, namun tidak lantas membuat dirinya menaikan harga. Diakui, sejumlah harga barang mengalami penurunan dari Galungan enam bulan lalu.

Bahkan penurunan harga itu cukup signifikan yakni mencapai 25 persen dari harga normal bila menyambut hari raya Galungan. “Dibanding enam bulan lalu, harga saat ini turun sampai 25 persen,” tegasnya.

Selain itu stok juga menurun. Diungkapkan bila Galungan sebelumnya stok perlengkapan penjor bisa 2.000 sampai 3.000. Namun karena memprediksi kelesuan ekonomi di tengah pandemi, pihaknya menurunkan stok sampai 1.000 saja. “Hanya sampai 1.000, karena perajin juga tidak berani membuat banyak, takut kan tidak laku, karena ekonomi tengah lesu,” jelasnya.

Baca juga:  Desa Adat Banjar Tegaha Kaya dengan Potensi Perkebunan Anggur

Sementara pedagang lainnya, Ni Made Ranti yang berjualan di Jalan Raya Bona juga mengatakan, pembeli sudah mulai berdatangan dari empat hari lalu. Dikatakan cukup banyak warga yang membeli perlengkapan penjor, namun diakuinya tidak seramai Galungan enam bulan lalu. “Ramainya tidak seperti Galungan enam bulan lalu, tapi sejumlah barang masih laku,” jelasnya.

Dia juga melakukan penurunan harga sejumlah barang, dicontohkan seperti padi yang harga biasanya Rp 20 ribu, sekarang menjadi Rp 15 ribu. Lampion yang harganya Rp 35 ribu dijual Rp 25-30 ribu. “Iya, ini ada penurunan harga juga, seperti padi, lampion dan lainya, pembeli juga sedikit mencari lampion yang besar,” jelasnya.

Baca juga:  Harga Daging Ayam Melonjak Jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan  

Salah seorang pembeli, mengatakan ia membeli perlengkapan penjor agar lebih praktis. Meski sudah tidak bekerja lagi namun masih ada sisa tabungan untuk Galungan. “Beli yang sederhana saja, nanti dirakit dirumah. Beruntung masih ada tabungan dikit,” tandasnya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *