dr. Nyoman Kesuma. (BP/dok)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Perkembangan jumlah pasien COVID-19 di RSUD Klungkung, masih fluktuaktif. Sebab, setelah perayaan Galungan, kasus suspek kembali meningkat.

Total pasien COVID-19 per Senin (21/9) kembali naik menjadi 55 orang. Direktur RSUD Klungkung dr. Nyoman Kesuma, saat dihubungi, mengatakan dari 55 orang pasien, sebanyak 17 orang di antaranya suspek dan sisanya 38 orang dilaporkan terkonfirmasi positif COVID-19.

Kesuma mengakui penambahan pasien ini kembali terjadi pada pasien suspek, setelah Galungan. Pihaknya menduga penularan kembali terjadi, karena terjadinya kontak dalam satu keluarga, ketika salah satunya sudah terjangkit, lantaran tidak disiplin terapkan prokes.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Terus Melandai, Klungkung Berencana Tak Perpanjang Kontrak Tenaga Perawat

Rata-rata yang terjangkit dan sulit bertahan sehingga harus segera dilarikan ke rumah sakit, adalah para lansia. Sejauh ini seluruh pasien dapat tertangani dengan baik.

Jumlah tersebut masih dibawah dari jumlah kapasitas ruang isolasi sebanyak 76 bed. Termasuk ruang isolasi VIP juga tetap dimanfaatkan, khususnya untuk para pejabat yang terkonfirmasi positif. “Tidak henti-hentinya kami selalu mengingatkan, mari patuhi prokes dengan disiplin. Sehingga mencegah penularan semakin meluas,” kata dr. Kesuma.

Baca juga:  Dari Puluhan Kontak Erat Pasien Positif COVID-19 Klungkung, Satu Sempat Alami Demam

Selain yang terkonfirmasi positif, pasien suspek ini juga memerlukan proses yang lebih cepat, agar hasil labnya lebih cepat keluar. Sehingga, ketika pasien masuk, kemudian dilakukan swab dalam satu 1×24 jam hasilnya swab nya sudah dapat diketahui.

Kecepatan dalam mengetahui hasilnya, mempengaruhi efektivitas penggunaan ruang isolasi bagi pasien. Sebelumnya, dr. Kesuma sependapat dengan wacana menyediakan alat uji hasil swab sendiri atau dikenal dengan Real-Time Reverse-Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).

Keberadaan alat uji hasil swab ini, sangat vital. Ini menurutnya sangat efektif bisa mempercepat keluarnya hasil.

Baca juga:  Klungkung Kembali Bentuk Satgas COVID-19, Ini Pembedanya

Kalau biasanya hasilnya keluar tiga sampai lima hari, maka dengan alat sendiri, hasilnya bisa keluar dalam waktu 1×24 jam. Hanya saja harga alat uji hasil swab ini cukup mahal, mencapai sekitar Rp 2,9 miliar. “Satu unit alat RT-PCR dalam sehari bisa digunakan untuk mengetahui hasil swab 500 sampel. Dengan catatan didukung SDM yang cukup. Jadi, selain pasien di Klungkung, kita juga bisa membantu daerah lain,” katanya. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *