Seorang petani mengangkut hasil panennya di Jatiluwih, Tabanan. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Indonesia memasuki masa resesi dan Bali masih pada tekanan berlanjutnya pertumbuhan minus. Kondisi ini dikhawatirkan semakin memperburuk daya beli dan produktivitas masyarakat, terutama dalam penyediaan bahan pangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan mitigasi cadangan pangan agar pangan tetap tersedia di kala masa pandemi ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana belum lama ini mengatakan, untuk menjaga ketahanan pangan Bali, di sisi hulu, pangan perlu dijaga agar petani tetap mampu berproduksi dan mau berproduksi. Upaya yang dilakukan dengan memberikan bantuan sarana produksi dan motivasi kepada petani.

Baca juga:  Stagflasi Mengancam, Warga Berpenghasilan Rendah Makin Terjepit

Bantuan yang diberikan baik berupa bibit tanaman, bibit ternak, pupuk, sarana produksi, sarana pengolahan, termasuk pendampingan. Kata Wisnuardhana, membangun pertanian adalah tugas bersama oleh pemerintah, swasta dan petani.

Peran pemerintah memfasilitasi, memberi bantuan dan pendampingan dalam penerapan teknologi, sedangkan peran swasta memfasilitasi sarana produksi, kredit, dan membantu dalam pengolahan serta pemasaran hasil. Untuk pelaksanaan program pembangunan pertanian di Provinsi Bali tahun 2020, dana yang dikucurkan sebesar Rp 102 miliar, Rp 25,4 miliar berasal dari APBD Provinsi dan Rp 77,4 miliar dari APBN.

Baca juga:  Muncul Klaster Upacara Keagamaan, Ini Kata Gubernur Koster

“Selama ini Bali mampu berswasembada pangan. Produk pangan pokok kebutuhan krama Bali dapat dipenuhi dari produksi lokal, kecuali bawang putih,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *