Petugas melakukan evakuasi pohon tumbang karena cuaca ekstrem di Tabanan. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Menghadapi musim hujan atau cuaca ekstrem di tahun ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan menghimbau masyarakat untuk lebih waspada lagi. Sebab, sejumlah wilayah di Tabanan rawan bencana.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tabanan I Gusti Ngurah Made Sucita mengatakan, kontur wilayah Tabanan yang berbukit sangat berpotensi terjadi longsor. “Kami terus menghimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap bencana tanah longsor dan pohon tumbang saat musim penghujan,” ujarnya, Rabu (30/9).

Dikatakannya sejumlah wilayah di Tabanan yang dianggap rawan adalah Kecamatan Baturiti, Penebel, Pupuan serta Selemadeg. Selain lokasinya yang berbukit, daerah tersebut berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya banyak terjadi longsor.

Upaya yang dilakukan selain memberikan sosialisasi kepada masyarakat juga dengan mengeluarkan Surat Edaran (SE) terkait imbauan untuk menghadapi musim penghujan atau cuaca ekstrem tahun 2020/2021. Dalam surat yang sudah ditujukan kepada Kecamatan, Desa, maupun Banjar tersebut intinya mengimbau agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan selama terjadinya cuaca ekstrem ini.

Baca juga:  Hujan Lebat, Senderan Rumah di Desa Buahan Jebol

Dari data BPBD Tabanan, total peristiwa bencana alam sejak bulan Januari – akhir September 2020 terjadi di 113 titik. Kerugian material yang ditimbulkan dari total kejadian tersebut mencapai Rp 8 miliar lebih.

Rata-rata peristiwa tersebut terjadi karena hujan deras, angin kencang, tanah longsor, kebakaran hingga senderan jebol dan sebagainya.

Rinciannya, pada bulan Januari terjadi 19 kejadian bencana yang disebabkan hujan deras dan angin kencang dengan total kerugian mencapai Rp 2,3 miliar lebih. Februari tercatat 33 kejadian dengan total kerugian material mencapai Rp 1,6 miliar lebih. Pada bulan Maret 25 kejadian dengan total kerugian material Rp 1 miliar lebih.

Baca juga:  Pengurip Gumi di Pura Luhur Batukaru, Melaspas Pememben Bagia Pula Kerti

April tercatat ada 11 kejadian total kerugian sekitar Rp 382 juta. Kemudian bulan Mei tercatat 6 kejadian dengan total kerugian Rp 430 juta. Bulan Juni tercatat 10 kejadian dengan total kerugian 1,3 miliar lebih. Juli tercatat 2 kejadian hingga mengakibatkan kerugian Rp 760 juta.

Salah satu peritiwa tersebut adalah kebakaran yang menghanguskan SDN 3 Bajera, Kecamatan Selemadeg. Di bulan Agustus empat kejadian dengan total kerugian Rp 192 juta. Dan terakhir hingga akhir bulan September terjadi tiga peristiwa. “Surat edaran sudah kami keluarkan pekan lalu agar masyarakat waspada menghadapi musim penghujan atau cuaca ekstrem tahun ini, karena tidak hanya hujan deras saja yang terjadi tetapi juga disertai angina kencang yang kerap menyebabkan pohon tumbang,” ucapnya.

Baca juga:  Butuh Dana Rp 1 Miliar Tangani Kerusakan Sekolah Akibat Bencana Alam

Dan terkait dengan titik kerawanan, Ngurah Sucita menjelaskan titik kerawan berbeda beda di masing-masing wilayah. Jika untuk anggin kencang berpotensi si semua wilayah Tabanan bahkan seluruh dunia. Begitu juga dengan tanah longsor juga berpotensi terjadi di seluruh wilayah hanya ada ada beberapa daerah terutama di ketinggian perlu kewaspadaan lebih tinggi juga. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *