Dr. dr. A.A. Sri Wahyuni, Sp.KJ. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Membudayakan protokol kesehatan perlu contoh dari tokoh-tokoh masyarakat agar semua lapisan masyarakat juga turut mengikuti budaya tersebut. Membudayakan protokol kesehatan seperti memakai masker, rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak memang memerlukan waktu, karena membudayakan sesuatu perlu secara konsisten dilakukan.

Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Dr. dr. A.A. Sri Wahyuni, Sp.KJ. mengatakan, untuk menyadarkan masyarakat dan menularkan ‘‘virus’’ taat protokol kesehatan, Satgas Covid-19 harus menyasar masyarakat yang tidak peduli dan cenderung melawan kebijakan. ‘‘Jika masalah berlalu lintas yang dilanggar, risiko kecelakaan hanya pada yang bersangkutan. Jika protokol kesehatan dilanggar yang berisiko adalah keluarga dan masyarakat secara luas, tegas Sri Wahyuni, Kamis (1/10).

Baca juga:  Kurang Relevan, Gubernur Koster Usul Sistem Rujukan BPJS Kesehatan Direvisi

Menurut Sri Wahyuni, pemerintah sebagai pemegang kebijakan dan satgas harus menjadi contoh untuk ketaatan protokol kesehatan. ‘‘Di manapun dengan siapapun tetaplah berpegang pada setiap orang bisa tertular atau menulari jika ada kontak langsung tanpa jarak apalagi tanpa masker atau dengan masker yang pemakaiannya tidak sesuai,’’ katanya mengingatkan.

Sri Wahyuni menambahkan, saat jumpa pers atau pertemuan, diharapkan ruangan terbuka walau jumlah peserta pertemuan di bawah 25 orang. Saat berbicara masker harus tetap terpasang dengan sempurna.

Jika menggunakan mic, cover-nya juga harus diganti. Demikian pula saat jumpa pers masih banyak pejabat yang menurunkan maskernya, dan awak media belum tentu maskernya terpasang dengan baik. “Para pejabat harus memberi contoh juga, salah satu bentuk ajakan agar masyarakat saling menjaga,” tegasnya.

Baca juga:  "Darurat" Berbenah Dalam Pengelolaan Sampah Dan Limbah Jadi Prioritas DLHK Tahun 2019

Saat ini, kata dia, klaster keluarga sudah merebak. Namun, masyarakat yang tidak mau tahu dan tidak peduli menganggap itu direkayasa.

Bahkan, banyak yang tidak mau diisolasi terpusat apalagi mandiri. Hal ini sungguh disayangkannya karena memperlambat proses penanganan COVID-19. ‘‘Marilah tim satgas dan semua lapisan bergerak bersama masyarakat yang peduli. Jangan menyerah atau putus asa, lakukan terus sosialisasi ke rumah-rumah,’’ ujarnya.

Baca juga:  Disiplin Terapkan Prokes, 3T dan 3M

Apalagi menjelang pilkada, momen ini bisa dimanfaatkan untuk memberikan pemahaman yang lebih khusus dengan tetap menjaga protokol kesehatan. ‘‘Tunjukkan dan jelaskan apa itu terinfeksi tanpa gejala, dan terinfeksi tanpa atau dengan penyakit penyerta,’’ bebernya.

Sri Wahyuni menegaskan, masyarakat harus diberi pemahaman bahwa siapapun mungkin akan tertular dan menulari keluarga atau masyarakat lain. Jika tidak menggunakan masker, menjaga jarak saat berkomunikasi, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, berolahraga, makan makanan yang sehat dan membiarkan rumah, kantor, tempat usaha sirkulasi udara terbuka dan terpapar cahaya matahari sepanjang hari. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *