Sejumlah perajin memproduksi batik di Kampung Batik Kauman di Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (27/9/2018). (BP/dok)

JAKARTA, BALIPOST.com – Makin diminatinya batik untuk dikenakan sehari-hari membuat produsen juga berinovasi. Batik pun dibuat secara cetak (printing) dengan bantuan teknologi.

Harga batik cetak ini lebih murah dibandingkan harga batik yang dibuat oleh perajin dengan metode tulis, cap, maupun kombinasi dari keduanya. Namun, gimana sih cara membedakan keduanya?

Menurut Ketua Galeri Batik YBI Periode 2010-2019 dan aktivis Yayasan Batik Indonesia, Dr. Tumbu Ramelan, dikutip dari Kantor Berita Antara, ada sejumlah kiat untuk membedakan kain batik asli yang dibuat secara handmade, dengan kain yang dicetak dengan motif batik (printing). “Cara termudahnya adalah harus diingat bahwa batik tulis selamanya tidak ada (model) yang sama. Kalau cap, ada yang sama dan berulang dan biasanya tembus ke belakang,” kata Tumbu melalui diskusi virtual, Kamis (1/10).

Baca juga:  Barbie Luncurkan Koleksi Batik

Sementara, kain dengan motif batik yang dicetak biasanya berlainan di depan dan belakangnya. “Tapi memang, saat ini memang cukup susah (untuk membedakannya), karena batik print sekarang sudah bisa di-print bolak balik, sehingga kita akan mudah terkecoh karena hasilnya rapi. Harus dipelajari, teliti dan dipegang langsung,” ujar Tumbu.

Lebih lanjut, Ketua Asosiasi Pengusaha dan Perajin Batik Indonesia, Dr. H. Komarudin Kudiya, menambahkan bahwa pengertian dan ciri-ciri batik sudah tertera di SNI 0239:2014. Menurut pengertian yang tercantum, batik adalah kerajinan tangan sebagai hasil pewarnaan secara perintangan menggunakan malam (lilin batik) panas sebagai perintang warna dengan alat utama pelekat lilin batik berupa canting tulis dan atau canting cap untuk membentuk motif tertentu yang memiliki makna.

Baca juga:  Pemda Diminta Perketat Monitoring Pengendalian Harga Barang dan Jasa

Sementara, menurut SNI 8184:2015, tiruan batik dan paduan tiruan batik dengan batik adalah produk manual, semi masinal dan/atau masinal yang dibuat menggunakan alat utama screen-rakel dan atau alat lain untuk melekatkan pewarna, bahan kimia cabut warna, dan atau malam dingin serta paduannya untuk membentuk motif.

“Kombinasi printing dan unsur batik cap/tulis menjadi lebih susah lagi untuk dibedakan, karena disablon dulu. Kain putih dibentangkan dan disablon, untuk mengganti pekerjaan sulit pas mbatik,” kata Komarudin.

Baca juga:  Jokowi Apresiasi Produk Batik Nasabah PMN

Ia menambahkan, memerlukan kecintaan untuk benar-benar mampu mengidentifikasi batik asli dengan kain cetak batik. “Batik adalah identitas Indonesia. Masyarakat harus concern dan tanggung jawab, harus cinta dulu, sehingga kita akan tahu bedanya,” pungkasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *