AMLAPURA, BALIPOST.com – Pasangan Dana-Dipa (I Gede Dana dan I Wayan Artha Dipa) terus bergerak untuk melakukan kegiatan kampanye di sejumlah tempat yang sudah ditetapkan. Pada Senin (5/10), tim kampanye dan calon Bupati Karangasem yang bakal bertarung di Pilkada 9 Desember mendatang, I Gede Dana, melakukan kampanye di Kebun Siem, Jalan Pantai Coklat Jasri, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem.
Calon Bupati Karangasem I Gede Dana dalam kegiatan itu mengungkapkan, dirinya maju di Pilkada ini karena dirinyabterpanggil ingin melakukan perubahan untuk Kabupaten Karangasem menjadi lebih baik. Bahkan, dirinya mengaku rela mundur dari jabatan Ketua DPRD Karangasem demi perubahan di Karangasem.
“Saya ikhlas dan tulus ingin membuat perubahan di Karangasem. Karena Karangasem saat ini memang butuh perubahan. Kalau saya memikirkan diri sendiri cukup jadi ketua DPRD saja. Semua dapat, mulai dari tunjangan, rumah dinas dan perjalanan keluar daerah. Tapi, saya tidak melihat itu. Makanya saya rela lepas ketua DPRD dan maju menjadi calon bupati di Pilkada ini, demi suatu perubahan,” ucapnya.
Dalam kampanye tersebut, Gede Dana memaparkan sejumlah program kepada warga bila nanti dirinya terpilih menjadi bupati Karangasem. Diantaranya pihaknya ingin menungkatkan pelayanan kesehatan kepada masayarakat dengan memberikan pelayanan antar jemput pasien miskin saat berobat kerumah sakit maupun puskesmas.
Selain itu, juga di bidang pendidikan. “Di bidang pendidikan saya ingin membangun sebuah perguruan tinggi di Karangasem. Sehingga siswa tamatan SMA/SMK yang ingin mrlanjutkan kuliah bisa kuliah di Karangasem tanpa harus jauh-jauh kuliah di Denpasar. Termasuk di sektor pertanian, pariwisata, budaya sesuai program Nangun Sat Kerthi Loka Bali akan lebih dikuatkan dan dikembangkan lagi,” katanya.
Perwakilan seorang warga, I Wayan Kukuh mengapresiasi sejumlah program yang pembangunan yang dicanangkan. Salah satunya masalah budaya. Pasalnya, di Desa Adat Jasri terdapat tradisi budaya yakni, Ngusaba Nini yang menjadi warisan leluhur.
Namun, tradisi ini sempat lama tak dilakukan, dan sebelumnya kembali digelar lagi oleh warga. “Saya harap, bila nanti pak Gede Dana jadi bupati, supaya ikut menjaga budaya dan tradisi ini agar tetap lestari,” harapnya. (Eka Parananda/balipost)