Ilustrasi. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan benar-benar membuat industri pariwisata mati suri. Tercatat, ada sebanyak 28 perusahaan yang bergerak di bidang akomodasi pariwisata di kabupaten Tabanan tutup.

Ini dikarenakan, biaya operasional yang tidak sebanding dengan pendapatan yang dihasilkan. Bahkan, sejumlah karyawan juga telah banyak dirumahkan maupun di PHK.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Tabanan, I Putu Santika saat dikonfirmasi mengakui dari data yang ada saat ini, setidaknya tercatat 28 perusahaan yang bergerak di sektor pariwisata seperti restoran dan hotel kini tidak beroperasi lagi alias tutup akibat pandemi COVID-19. Hanya saja ia tidak mau menyebutkan detail nama-nama usaha tersebut. “Total ada 28 usaha seperti restoran dan hotel,” ujarnya, Rabu (7/10).

Baca juga:  Jumlah Kematian di Italia Capai 10 Ribuan Kasus

Alhasil, dengan tidak beroperasionalnya lagi perusahaan tersebut, berimbas pada nasib karyawan yang banyak dirumahkan maupun PHK. Jumlah karyawan pun mencapai ribuan orang. “Total sudah 1.460 orang dirumahkan dan di PHK 37 orang. Pelaku usaha banyak yang tutup lantaran biaya operasional mereka tidak sebanding pendapatan yang masuk,” katanya.

Hanya saja perusahaan yang tutup ini tidak bersamaan, dan sifatnya bertahap. Bahkan ada yang sudah tutup satu bulan lalu. “Tutupnya bertahap, karena sepi tamu,”ucapnya.

Disinggung apakah usaha-usaha itu tutup secara permanen, Santika mengataka kemungkinan pemilik akan membuka kembali usahanya tersebut apabila situasi sudah normal kembali. Termasuk jumlah karyawan yang dirumahkan dan di PHK pihaknya berharap tidak bertambah lagi. “Mudah-mudahan cepat berlalu pandemi ini sehingga tidak ada lagi karyawan yang dirumahkan dan di PHK,” ucapnya.

Baca juga:  Korut Laporkan Wabah Pertama COVID-19, Penguncian Diberlakukan

Disisi lain, imbas pandemi juga cukup dirasakan bidang ekonomi salah satunya koperasi. Seperti terjadi penurunan volume jumlah usaha dan beberapa hal lainnya. Meski demikian Kepala Dinas Koperasi dan UKM, I Wayan Yasa menyampaikan, secara umum koperasi masih mampu bertahan di Tabanan. “Koperasi masih bisa bertahan meski sedikit mengalami penurunan baik volume usaha, asset,pendapatan sampai penurunan Sisa Hasil Usaha (SHU),” jelasnya.

Jika dilihat secara umum memang ada beberapa masalah krusial dihadapi koperasi di Tabanan saat ini seperti Sumber Daya Manusia (SDM) sampai pada kemampuan membayar kredit oleh anggota atau nasabah koperasi yang ikut menurun drastis saat ini. Dalam kaitan dengan hal tersebut, Pemerintah telah melakukan beberapa langkah-langkah strategis,tentunya dalam upaya mengeliatkan kembali sektor koperasi tersebut. “Ada bantuan stimulus usaha dari Gubernur Bali sebesar Rp 10 juta, khususnya bagi koperasi yang memenuhi syarat sesuai juknis dari pemerintah provinsi Bali ke 188 koperasi,” sebutnya.

Baca juga:  Sepekan Dirawat, Ini Hasil Lab PDP COVID-19 di RSU Negara

Terkait kondisi saat ini, ia berpesan agar koperasi di Tabanan lebih selektif dalam mengeluarkan pinjaman baru. Saat ini dari 590 unit koperasi di Tabanan tercatat aktif berjumlah 422 unit koperasi dan tidak aktif sebanyak 168 unit. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *