TABANAN, BALIPOST.com – Dua pasien COVID-19 meninggal dilaporkan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Tabanan, Kamis (8/10). Total pasien positif meninggal di kabupaten Tabanan kini sebanyak 30 orang dari akumulasi kasus positif sebanyak 663 orang.
Dari dua pasien yang dilaporkan meninggal tersebut, salah satunya pelajar usia 16 tahun. Pasien memiliki penyakit penyerta Sistemik Lupus Eritematosus (SLE). Pelajar asal Desa Bongan Tabanan itu sebelumnya dirawat di RSUP Sanglah Denpasar.
Satgas Penanganan COVID-19 Tabanan melalui Koordinator Bidang Komunikasi Publik, Putu Dian Setiawan mengatakan, pasien kedua berjenis kelamin laki-laki usia 53 tahun asal Kecamatan Selemadeg. Sebelumnya telah menjalani perawatan di BRSU Tabanan sejak 23 September 2020 dengan komorbid (penyakit penyerta) gagal ginjal.
Selain tambahan korban jiwa, juga dilaporkan penambahan kasus baru sebanyak 10 orang. “Ada tambahan terkonfirmasi positif baru sebanyak 10 orang, dan ini dari hasil tracing atau kontak erat dengan pasien positif sebelumnya. Adapula yang suspect menjadi konfirmasi. Artinya mereka ini baru diketahui terpapar ketika muncul gejala seperti batuk, demam, anosmia, setelah melakukan pemeriksaan kesehatan baru diketahui hasilnya,” terangnya.
Terkait dengan kasus penambahan baru tersebut, lanjut kata Dian, lebih sulit dideteksi jika dibandingkan dengan sebelumnya ketika para Pekerja Migran Indonesia (PMI) datang. Kasus terkonfirmasi positif terkadang baru diketahui ketika warga mengalami gejala yang mengarah pada ciri-ciri gejala COVID-19. Setelah memeriksaan kesehatan dan dilakukan uji swab barulah diketahui hasilnya. “Inilah mengapa perlunya peran semua pihak untuk ikut bersama-sama mencegah penyebaran COVID-19,” ajaknya.
Selain melansir penambahan data pasien meninggal dan kasus tambahan baru, Dian Setiawan juga melaporkan kabar gembira. Ada sebanyak 13 orang dinyatakan telah sembuh, salah satunya anggota DPRD Tabanan asal Baturiti.
Dengan angka kesembuhan pasien yang terus meningkat, ia berharap masyarakat akan terus mempertahankan disiplin prokes. “Ingat COVID-19 bukanlah aib, jadi jangan takut dan panik. Terpenting bagaimana menjaga kondisi kesehatan tubuh dan bagi yang memiliki penyakit penyerta dihimbau untuk selalu mengontrol kesehatannya atau memeriksakan diri dengan baik, dan mencegah agar tidak sampai terpapar,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)