DENPASAR, BALIPOST.com – Pasien anak-anak yang dirawat di rumah sakit (RS) ternyata berisiko terkena malnutrisi. Di RSUP Sanglah misalnya, pada 2008 tercatat ada 30,1 persen pasien anak mengalami malnutrisi.
Namun, seiring makin tingginya pengetahuan terkait penanganan gizi pasien, RSUP Sanglah berhasil menurunkan angka malnutrisi menjadi 17 persen di 2010. Berdasarkan data, pada 2016 penderita malnutrisi pada anak turun lagi menjadi 6,5 persen.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Gizi RSUP Sanglah, Dr.dr. I Gusti Lanang Sidiartha, Sp.A (K) menerangkan, malnutrisi ada 2. Ada yang malnutrisi selama dirawat di rumah sakit, disebut malnutrition in hospital. Ada juga malnutrition at admission. Artinya sebelum masuk RS sudah mengalami malnutrisi. “Kalau yang ini, lebih berisiko lagi mengalami mal nutrition karena penyakitnya sehingga perlu diperhatikan,” katanya Selasa (7/3).Ia mengutarakan malnutrisi bisa terjadi pada pasien anak yang takut dengan perawatan di rumah sakit sehingga mengalami stress, akhirnya tidak selera makan. Selain itu, penyakitnya sendiri menyebabkan nafsu makan menurun sehingga asupan nutrisinya kurang. “Meskipun makanannya tetap sama tapi kebutuhannya meningkat, akan kurang juga,” imbuhnya.
Dikatakan, penanganan gizi khusus anak di RSUP Sanglah telah berjalan dengan baik. “Apapun makanan yang dia butuhkan, disiapkan oleh RS. Misalnya anak ini membutuhkan makanan cair/padat dalam bentuk nasi tim atau bubur, ya itu yang disiapkan,” terangnya. (Citta Maya/balipost)