SEMARAPURA.BALIPOST.com – Memperingati HUT ke-49, BPJS Kesehatan melaksanakan kegiatan promotif preventif di 13 Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk mengedukasi anak-anak sekolah akan pentingnya pola hidup sehat sehari-hari.
Khusus Kedeputian direksi Wilayah Bali, NTT, NTB, pelaksanaan kegiatan ini terselenggara di SD Negeri 1 Semarapura Tengah, Balai Budaya Ida I Dewa Agung Istri Kanya dan lapangan Puputan Semarapura. Diawali dengan senam pagi, Pemberian Bantuan berupa alat-alat Olahraga dan Pojok KUPAS (KIE Untuk Peserta Anak Sekolah) hingga kegiatan Edukasi di SD N 1 Semarapura Tengah.
Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta yang menerima langsung kehadiran Direktur Perluasan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan, Kepala Deputi Direksi Wilayah Bali, NTT, NTB beserta jajarannya menyampaikan kegiatan ini sangat positif. Itu sebagai salah satu langkah strategis untuk menumbuhkan sikap sadar terhadap kesehatan pada masyarakat. “Melalui BPJS kesehatan, banyak yang terbantu dalam mengakses pelayanan di Fasilitas Kesehatan. Kami sangat mengapresiasi itu,” jelasnya.
Direktur Perluasan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan, Andayani Budi Lestari yang hadir langsung dari BPJS Kesehatan Kantor Pusat di Jakarta menyampaikan materi berupaotivasi dan penayangan Filler mengenai kesehatan kepada peserta yang hadir. “Dari tahun ke tahun, dana jaminan kesehatan yang terserap untuk membiayai penyakit katastropik kian meningkat. Kalau dibiarkan, hal ini dapat membawa dampak kurang baik bagi kualitas kesehatan penduduk Indonesia maupun keberlangsungan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Oleh karenanya, sangat penting mengajarkan anak-anak sejak dini untuk membiasakan berperilaku sehat setiap hari,” kata Andayani.
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh sebanyak kurang lebih 500 siswa dan orang tua siswa serta masyarakat tersebut, ia juga memberikan motivasi untuk membangun rasa kepedulian, kerelaan membantu sesama, dan gotong royong.
“Mari kita bayangkan. Jika ada satu orang peserta JKN-KIS melakukan operasi jantung dengan biaya Rp 160 juta rupiah, dengan iuran rata-rata Rp 51.000,- maka diperlukan sebanyak 3.737 orang peserta JKN-KIS yang sehat dan membayar iuran. Kalau hanya peserta yang sakit saja yang membayar iuran dan tidak membayar iuran lagi ketika sudah sehat, dari mana kita bisa membiayai pelayanan kesehatan peserta lainnya yang membutuhkan?” kata Andayani
Selain memberi edukasi tentang pola hidup sehat dan makna gotong royong, BPJS Kesehatan juga bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala Leher Indonesia (PERHATI-KL) dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dalam menyediakan pemeriksaan kesehatan telinga, gigi dan mulut pada kegiatan tersebut. (Sosiawan/balipost)