GIANYAR, BALIPOST.com – Pemkab Gianyar telah mengoperasikan bus sekolah sebagai salah satu elemen utama dalam sistem transportasi bagi pelajar. Namun karena keterbatasan anggaran dan masih tahap awal, hanya sekitar 40 persen siswa yang bisa diakomodir. Rencananya, dinas terkait kembali mengusulkan penambahan tujuh unit armada bus sekolah guna meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan.
”Memang ada program, rencana menambah tiap kecamatan minimal satu unit lagi. Namun karena keterbatasan anggaran, tahun ini belum bisa terpenuhi. Tapi akan terus kita usulkan karena angkutan siswa ini sudah mulai dilirik oleh kalangan pelajar,” kata Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Gianyar I Made Rai Ridharta, Rabu (19/7).
Dijelaskannya, penambahan armada bus sekolah sebenarnya sudah diusulkan dilaksanakan di tahun anggaran 2017. Namun karena terbentur anggaran dan Pemkab Gianyar memiliki skala prioritas program lainnya, secara otomatis penambahan tersebut belum bisa terealisasi. Meski demikian penambahan bus sekolah akan kembali diusulkan tahun 2018.
Disinggung tentang besaran anggaran untuk penambahan tujuh unit bus sekolah, Rai Ridharta tidak memberikan nominal pastinya. ”Kurang lebih anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 4,2 miliar, jika harga bus di pasaran Rp 600 juta per unit. Seperti tahun lalu,” ucapnya.
Dijelaskannya, untuk tahap awal, tujuh unit armada angkutan siswa dengan kapasitas 30 seat sudah beroperasi dengan baik. Terbukti, setiap pagi angkutan gratis ini selalu dipenuhi siswa. Apalagi saat jam pulang sekolah, lebih banyak siswa yang bisa diangkut. ”Kemungkinan siswa yang paginya belum bisa terangkut dengan bus dan diantar oleh keluarganya. Saat jam pulang sekolah saling rebutan berharap bisa naik bus dengan gratis,” katanya.
Diungkapkannya lebih lanjut, moda transportasi massal ini bertujuan memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pelajar di kabupaten Gianyar. Sistem transportasi ini baru menyasar siswa yang ada di jalur utama sekolahdan belum sampai ke pelosok desa. Hal ini dikarenakan waktu tempuh yang diperlukan cukup panjang.
Meski demikian, ia optimis seiring peningkatan layanan yang dilakukan, program angkutan siswa ini ke depannya bisa mengakomodasi seluruh siswa di Kabupaten Gianyar sehingga tujuan utama untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas bisa terwujud. Di sisi lain, sistem transportasi bagi pelajar ini juga mampu memberdayakan para sopir angkutan perdesaan. Para sopir angkutan perdesaan yang sudah mati suri akibat tingginya angka penggunaan kendaraan pribadi bisa beralih profesi menjadi operator pelaksana bus sekolah.
”Mereka yang tadinya berusaha sebagai sopir angkutan perdesaan, karena banyak kehilangan penumpang akhirnya kini memilih menjadi sopir, kondektur dan sopir cadangan angkutan siswa,” ujar Rai Ridharta. (puspawati/balipost)