Bade tumpang sembilan menimpa rumah warga, Minggu (25/10). (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Warga digegerkan dengan robohnya bade tumpang sembilan, saat diusung menuju setra di Desa Adat Keliki, Desa Keliki, Kecamatan Tegallalang pada Minggu (25/10) siang. Bade yang membawa jasad almarhum Ngakan Gede Padma itu menimpa atap rumah warga I Nyoman Lekik.

Proses evakuasi jenazah pengacara kondang dari Bade yang roboh itu, harus mengerahkan mobil pemadam Kabupaten Gianyar. Bendesa Adat Keliki, Kecamatan Tagallalang, I Made Sudiasa mengungkapkan, insiden ini terjadi saat proses pengusungan menuju setra setempat pada Minggu siang sekitar pukul 13.00 WITA.

Kala itu bade tumpang sembilan yang mengiring jenazah Ngakan Gede Padma ini diusung oleh puluhan krama. “Waktu itu yang mengusung ada sekitar 80-an Krama, ” ucapnya.

Baca juga:  Kasus Asabri, 10 Manajer Investasi Ditetapkan Tersangka

Ditambahkan jarak dari rumah duka menuju setra Desa Adat Keliki itu sekitar satu setengah kilometer. Awalnya tidak ada tanda mencurigakan, bahkan bade itu sudah diusung oleh warga sejauh 1 km. “Jadi jarak ke setra tinggal setengah kilo meter lagi,” katanya.

Namun tiba-tiba, secara perlahan bade itu miring ke arah kiri depan. Bade ini miring tepat dari bagian bawah, dengan terlepas dari sanan yang digunakan mengusung Bade.

Miringnya bade ini sontak mengejutkan warga yang mengikuti prosesi itu. Alhasil proses pengusungan pun langsung dihentikan. “Entah kenapa bade ini patah dari bawah, mungkin membuat bade teledor,” keluhnya.

Beberapa menit setelah miring, Bade ini lantas jatuh menimpa atap rumah warga I Nyoman Lekik yang ada di kiri jalan. Bade yang tersandar di rumah warga ini pun sontak menghebohkan warga setempat. “Untung ada rumah menyangga, kalau tidak ada rumah mungkin ada kejadian lebih besar (warga tertimpa-red). Bade menimpa rumah, tepat dibagian atap rumah warga,” tegasnya.

Baca juga:  Ini, Tiga Mata Air di Gianyar yang Ramai Dikunjungi

Sudiasa memastikan tidak ada korban luka dari kejadian ini, hanya atap yang rusak akibat tertimpa Bade dengan tinggi diperkirakan 20 meter lebih itu. Warga setempat pun sempat bingung dengan kondisi ini, terlebih jenazah masih ada di atas Bade.

Prajuru setempat lantas menghubungi pemadam Gianyar, untuk membantu proses evakuasi jenazah. “Layon (jenazah-red) dievakuasi dengan mobil damkar,” katanya.

Usai dievakuasi jenazah lantas dibawa ke setra, untuk melanjutkan proses pengabenan. Sementara Bade tumpang sembilan ini lantas dipecah menjadi beberapa bagian, kemudian dibawa ke setra. “Bade sudah dipecah dan dibawa ke setra,” katanya.

Baca juga:  Gunung Agung Lambang Kehidupan, Kesuciannya Harus Terjaga

Sudiasa mengaku masih heran dengan kejadian ini, terlebih saat diusung medan jalan termasuk rata. Krama yang mengusung pun tidak membuat getaran yang terlalu keras.

Disinggung pembuatan bade, Bendesa Adat Keliki mengaku kurang tahu persis, hanya yang ia tahu Bade setinggi 20 meter lebih itu dibeli dari seorang undagi bade di Kecamatan Blahbatuh. “Tidak dibuat di sini, katanya bade itu beli di Blahbatuh,” tegasnya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *