NEGARA, BALIPOST.com – Panen perdana pisang Cavendish kualitas ekspor di Perkebunan Pekutatan dilakukan Jumat (30/10). Produk holtikultura yang akan terus dikembangkan di Jembrana inim ditanam pada akhir Desember 2019 lalu dengan lahan demoplot seluas 23 hektar.
Panen perdana pisang Cavendish ini dihadiri Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud, Bupati Jembrana I Putu Artha, Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan, Kepala Kantor Wilayah DJBC Bali Kemenkeu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Plt. Direktur Produk Ekspor Pertanian dan Kehutanan Kemendag, Management in Charge of Sales and Marketing PT GGP serta Kapolres Jembrana.
Pengembangan produk holtikultura jenis buah Pisang Cavendish ini terus didorong Pemerintah melalui Kemenko Bidang Perekonomian dengan Program Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor. Program ini adalah salah satu upaya meningkatkan pemerataan ekonomi di daerah.
Sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo yakni mendorong petani dan nelayan membangun model bisnis korporasi dengan skala ekonomi yang efisien sehingga dapat mempermudah petani dan nelayan dalam mengakses pembiayaan, teknologi, dan memperkuat pemasaran produk.
“Kerja sama kemitraan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan swasta, dan petani adalah solusi yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, daya saing, dan kontinuitas produk pisang cavendish sehingga dapat memenuhi kebutuhan baik bagi pasar lokal maupun pasar global serta sebagai upaya Pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ujar Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso.
Khusus di Jembrana, hasilnya menurutnya luar biasa. Bahkan lebih produktif dibandingkan indukannya di Lampung. Ke depan, produksi di Jembrana akan terus dikembangkan dan telah disepakati dengan Provinsi Bali menjadi 300 hektar. “Untuk awal ini kita penuhi pasar di Pulau Bali. Dan ke depannya kami yakin juga bisa memenuhi kebutuhan di luar Bali bahkan ekspor,” terangnya.
“Per Oktober 2020, luas tanam pisang cavendish di Jembrana sudah mencapai 23,31 hektare dan ditargetkan pada akhir tahun 2020 luas tanam mencapai 32 hektare dan harapannya dapat meningkatkan nilai ekonomi hingga Rp 2.211.840.000 per tahun, sehingga dapat mendorong tambahan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan petani,” tambah Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud.
Kontribusi ekspor khususnya buah-buahan Indonesia pada tahun 2019 mencapai 95,98 juta USD dengan total volume 110 ribu ton. Dari total ekspor tersebut, ekspor produk pisang memberikan kontribusi sebesar 11,62% terhadap ekspor buah-buahan nasional dengan nilai 11,15 juta USD dengan volume 22 ribu ton.
Lima negara tujuan utama ekspor utama produk buah-buahan Indonesia yakni RRC, Hongkong, Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Pakistan.
Selama pandemi Covid-19 Januari sampai Agustus 2020, realisasi ekspor buah-buahan mengalami peningkatan 102,93 juta USD atau meningkat 21,84% dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Kondisi ini menunjukkan produk buah-buahan Indonesia diminati oleh pasar global, sehingga perlu dikembangkan serta meningkatkan kontribusi ekspor buah-buahan terhadap devisa negara.
Bupati Jembrana I Putu Artha menyambut baik pengembangan Pisang Cavendish di Jembrana. Diyakini dengan pola kerakyatan atau menggandeng petani, akan memberdayakan masyarakat Jembrana.
“Tentunya akan ada penambahan hasil dari petani. Kami harapkan petani di lokasi ini ikut membantu dan mengembangkan produk holtikultura ini. Dari sini kita bisa memenuhi pasar Bali, maka kami menyampaikan ke petani untuk ikut serta, pemerintah akan berusaha memfasilitas bibit dan pendampingan,” pungkas Artha (Adv/balipost)