Suasana pembukaan Festival Seni Bali Jani II, Sabtu (31/10). (BP/rin)

DENPASAR, BALIPOST.com – Festival Seni Bali Jani (FSBJ) II Tahun 2020 resmi dibuka oleh Gubernur Wayan Koster di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Sabtu (31/10). Acara pembukaan digelar secara daring, mengingat kondisi pandemi Covid-19.

Tahun ini, FSBJ II menampilkan 45 Sanggar/Komunitas/Yayasan seni se-Bali yang melibatkan 1.000 seniman dan pekerja seni. “Pandemi Covid-19 tidak saja berdampak pada dunia pariwisata dan perekonomian masyarakat Bali, tapi juga menimpa para seniman kita karena kehilangan kesempatan untuk manggung,” ujar Gubernur Koster.

Menurutnya, FSBJ II memberi arti penting bagi para seniman di Pulau Dewata pada masa pandemi. Tema yang diangkat yakni “Candika Jiwa: Puitika Atma Kerthi”, mengimplementasikan visi Pembangunan Provinsi Bali 2018-2023 “Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru”.

Baca juga:  Warga Soroti Semrawutnya Kabel, Ada Melintang Rendah hingga Nyangkut di Pohon

Koster pun mengungkap cikal bakal munculnya FSBJ adalah dari ide sang istri yang juga pelaku seni modern, Ny. Ni Putu Putri Suastini Koster. Padahal saat itu, Gubernur asal Sembiran ini sedang kencang-kencangnya berupaya memperkuat dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali.

“Saat kampanye Pilgub 2018, beliau menyampaikan kepada saya, ‘bli jangan cuma mewadahi seni tradisi saja. Di Bali, seni modern-nya juga potensinya sangat besar yang belum mendapat peluang untuk berekspresi” tuturnya.

Baca juga:  Kabupaten Ini, Nihil Tambah Kasus COVID-19 dan Pasien Sembuh

Dengan adanya FSBJ, lanjut Koster, maka Bali secara formal sudah memiliki dua wadah atau ruang untuk menampilkan seni di Bali. Sebelumnya sudah ada Pesta Kesenian Bali yang menjadi ruang bagi seni tradisi.

Baik PKB maupun FSBJ telah diwadahi dalam Perda Nomor 4 tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali. Pihaknya berharap, FSBJ yang sekarang memasuki tahun kedua terus ditingkatkan kualitas penyelenggaraan maupun isinya. Begitu juga terus digeluti oleh para generasi muda yang potensial di Bali.

Baca juga:  Sedang Tenang, Aktivitas Gunung Agung Alami Deselerasi

“Tiap tahun kita harus membuka diri, membuka dialog dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan FSBJ,” terangnya.

Koster menambahkan, FSBJ agar memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif yang pada akhirnya memperkuat kebudayaan Bali. Sehingga posisi Bali akan semakin kuat di mata nasional dan dunia internasional. Utamanya dalam mewujudkan Bali sebagai Padma Bhuwana atau Pusat Peradaban Dunia. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *