NEGARA, BALIPOST.com – Sejak sepekan belakangan ini wabah lalat kembali menyerang pemukiman warga di Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana.
Sebelumnya pada bulan Februari lalu sejumlah warga juga mengeluhkan terkait kandang ayam yang tidak memperhatikan kebersihan dan sejak sepekan belakangan ini kejadian serupa kembali terjadi.
Dari pengamatan di sejumlah rumah warga dan warung di wilayah Lingkungan Samblong, Jumat (21/7) lalat tampak berkerumun di rumah-rumah dan dapur milik warga. Demikian juga di sejumlah warung juga dipenuhi dengan lalat baik makanan yang dijual dan kabel-kabel listrik.
Warga mengaku sangat terganggu dengan wabah lalat tersebut. Sehingga mereka protes dan sampai melapor ke Lurah Sangkaragung dan Camat Jembrana. Bahkan dinas terkait juga turun ke lokasi.
Kaling Samblong Gede Utama Yasa mengatakan pihaknya juga sudah sempat mengecek ke sejumlah rumah warga di sekitar kandang dan memang benar rumah warga dipenuhi dengan lalat.
Utama Yasa mengatakan pihaknya juga sudah menjajagi kandang ayam di wilayahnya dan meminta para pengelola kandang ayam agar menjaga kebersihan. “Di Lingkungan Samblong ada 4 kandang. Baru satu yang habis panen. Ini memang kerap jadi masalah di wilayah kami,” katanya.
Dikatakan jika hanya satu kandang yang panen, lalat menyerbu paling hanya seminggu. Namun jika semua kandang panen berturut-turut, warga yang terserang lalat bisa berbulan-bulan.
Keluhan terkait kandang ayam juga disampaikan warga Nengah Dernen, Gede Sumardi, Luh Sugiarti dan puluhan warga lainnya. Mereka berharap hal ini segera diatasi sehingga tidak terus terjadi.
Salah seorang pengelola kandang Wayan Darta mengatakan dia hanya mengelola kandang milik keponakannya Kadek Dodi dan baru memasukkan ayam 3500. Pihaknya biasa menyemprot 10 kali sampai panen. “Kalau panen biasanya 25 sampai 30 hari. Kami juga sudah berusaha atasi dengan obat,” jelasnya.
Sejumlah warga lainnya mengatakan belakangan ini permasalahan lalat ini menjadi keresahan warga. Pasca panen ayam, serbuan lalat menyerang pemukiman warga. “Kami sampai tidak bisa tidur dengan nyaman karena lalat seperti serbuan laron. Apalagi malam hari kami sampai begadang. Di dapur juga penuh lalat. Kami sudah laporkan ke Lurah terkait masalah ini,” kata seorang warga.
Pihaknya berharap pemilik dan pengelola kandang diberikan pembinaan dan peringatan kalau sanitasi dan kesehatan sangat perlu. Warga mengaku sampai membakar lalat-lalat yang ditangkap dengan perangkap lem. “Tumpukan lalat kami bakar kemarin,” jelas Luh Sugiarti.
Bahkan dia khawatir jika tidak ditangani, wabah lalat itu akan menyebabkan penyakit apalagi dia berjualan. Sampai tidak berani jualan makanan jika terus seperti itu.
Lurah Sangkaragung Gede Suardana juga mengaku permasalahan ini kerap terjadi di wilayahnya.
Pihaknya katanya sudah pernah memfasilitasi memanggil pihak pemilik kandang dan mencarikan solusi. “Kami sudah menindaklanjuti. Bahkan kami sudah fasilitasi sampai mengundang Dinas Peternakan untuk memberikan solusi. Namun hal ini masih saja terjadi,” jelasnya.
Suardana berharap masalah ini bisa diatasi dan dicarikan solusi, sehingga tidak terus menjadi permasalahan yang tidak kunjung usai. (kmb/balipost)