Kunjungan kapal pesiar ke pelabuhan yang dikelola Pelindo III. (BP/ist)
SURABAYA, BALIPOST.com – Komitmen Pelindo III dalam mendukung sektor pariwisata nasional menunjukkan prospek cerah. Ini ditunjukkan dengan tingginya arus kunjungan kapal pesiar ke pelabuhan-pelabuhan kelolaan Pelindo III sepanjang semester pertama tahun 2017 yakni sebanyak 70 kunjungan. “Jumlah ini meningkat 34 persen dibandingkan capaian tahun lalu di periode yang sama,” kata Widyaswendra, VP Corporate Communication Pelindo III di Surabaya, Jumat (21/7).

Kendati demikian, jumlah penumpang kapal pesiar justru mengalami penurunan 12 persen secara year-on-year, yakni berjumlah 49.345 orang dibanding tahun 2016 yang mampu mencapai 55.803 orang.

Kondisi ini disebabkan oleh semakin populernya kapal pesiar dari kelas small ship mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di wilayah kerja Pelindo III dengan kapasitas penumpang berkisar 251-750 orang. Dari 70 kunjungan, dominasi kapal pesiar berukuran kecil ini mencapai 44 persen atau sebanyak 31 kunjungan. Berbeda dengan tahun lalu, dimana kelas small shiphanya mencatatkan kunjungan sebanyak 7call atau 15 persen saja.
“Tahun 2016, kunjungan cruise didominasi oleh kapal dari kelas mid-size ship (kapasitas 751-2500 orang),” ujar Widyaswendra. Jumlahnya mencapai 34 call atau 74 persen dari total kunjungan cruise ke pelabuhan-pelabuhan kelolaan Pelindo III sepanjang tahun 2016 (46 kunjungan).

Baca juga:  Gaya Politik Prabowo-Gibran Mulai Diapresiasi Paslon

Reputasi Pulau Bali yang sudah mendunia pun berdampak pada tingginya intensitas kunjungan kapal pesiar ke Pelabuhan Benoa dibandingkan pelabuhan lainnya di wilayah kerja Pelindo III yakni sebanyak 38 kunjungan. Bahkan, intensitas kunjungannya belum dapat tersaingi oleh tujuh pelabuhan Pelindo III lainnya jika digabungkan. Tujuh pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang), Pelabuhan Lembar (Lombok), Pelabuhan Tanjung Tembaga (Probolinggo), Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya), Pelabuhan Celukan Bawang (Bali), Pelabuhan Kalabahi (Alor – NTT) dan Pelabuhan Badas (Sumbawa – NTB).

Baca juga:  Pameran GIIAS Maksimalkan Program Penjualan Dengan Insetif PPnBM DPT

Peak season kunjungan kapal pesiar di kedelapan pelabuhan tersebut terjadi pada triwulan pertama 2017, yaitu antara bulan Januari sampai dengan Maret. Kecenderungan ini merupakan imbas pergantian musim di negara-negara Eropa maupun Amerika Serikat yang masih mengalami musim dingin. Para pelancong mancanegara pun banyak memanfaatkan masa liburannya menuju negara-negara beriklim tropis. Tak terkecuali Indonesia. Sepanjang triwulan pertama 2017, jumlah kunjungan kapal pesiar tercatat sebanyak 45 call. Selanjutnya pada kuartal kedua, jumlah kunjungannya menurun dengan jumlah 25 call.

Kondisi ini telah mendorong Pelindo III meningkatkan pelayanan agar dapat memperlancar aksesibilitas wisatawan mancanegara menuju destinasi-destinasi wisata menarik di Indonesia. Dalam hal kesiapan fasilitas misalnya, Pelindo III tengah berupaya menambah panjang dermaga Pelabuhan Benoa, yakni Dermaga Timur menjadi 340 meter, sehingga mampu mengakomodasi kapal pesiar dengan panjang keseluruhan (length overall) diatas 240 meter.

Baca juga:  TNI dan Polri Diminta Lebih Tegas dan Serius Tangani KKB

Tidak cukup dengan meningkatkan fasilitas eksisting, Pelindo III berinisiatif untuk mengembangkan pelabuhan yang berorientasi pada industri pariwisata. Ini tidak lepas dari kondisi geografis Indoneisa yang dianugerahi panorama yang memikat. Beberapa daerah yang akan dikembangkan oleh Pelindo III antara lain Banyuwangi (Jawa Timur), Lombok Barat dan Labuan Bajo (NTB) serta Benoa (Bali).

Melalui sejumlah program tersebut, Pelindo III menyelaraskan diri dengan program pemerintah yang berupaya mencapai target 20 juta wisatawan mancanegara di tahun 2019. Semakin besar jumlah kunjungan kapal pesiar ke Indonesia, maka semakin besar potensi untuk meningkatkan jumlah wisatawan luar negeri. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *