Gubernur Koster didampingi Ny. Putri Suastini Koster menutup FSBJ II, Sabtu (7/11) malam. (BP/rin)

DENPASAR, BALIPOST.com – Penutupan Festival Seni Bali Jani (FSBJ) II Tahun 2020 diisi pula dengan peluncuran tema FSBJ III Tahun 2021. Yakni Jenggala Sutra : Susastra Wana Kerthi.

Peluncuran tema FSBJ III ditandai dengan penancapan kayonan oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Sementara dalam sambutannya, Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini menyebut FSBJ II telah berlangsung dengan baik walaupun dalam masa pandemi Covid-19. Selain itu, FSBJ II menjadi perhatian publik melalui media sosial.

“Ternyata masa pandemi Covid-19 ini juga melahirkan ide-ide baru, pendekatan baru di dalam tata penyelenggaraan festival seni seperti yang kita jalankan tahun ini,” ujarnya.

Menurut Koster, pandemi tidak mengurangi semangat para seniman untuk berkarya. Di tahun-tahun berikutnya, gelaran FSBJ agar terus ditingkatkan kualitasnya.

Baca juga:  Wagub Cok Ace Harap Tetra Helix Forum Tak Sekedar Seremonial

Kalau bisa dijalankan dan dikelola dengan baik, pihaknya meyakini Bali bisa lebih cepat mencapai kemajuan dalam perkembangan seni modern, kontemporer dan karya inovatif lainnya. Terlebih, baik FSBJ maupun Pesta Kesenian Bali sudah memiliki payung hukum Perda No. 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan.

“Jadi sudah ada payung hukum, dasar hukum, untuk menjalankan program ini secara berkelanjutan dan permanen. Tentu kita berharap agar ini akan menjadi perhatian serius kita semua, membangkitkan seni modern di provinsi Bali,” paparnya.

Koster kembali menegaskan bahwa budaya adalah ciri dan kekuatan dari kehidupan masyarakat Bali sekaligus keunggulan Bali. Bali memiliki nama besar dan menjadi perhatian masyarakat dunia karena kekayaan dan keunikan budayanya.

Baca juga:  Bandara Ngurah Rai Siapkan Parkir Bertingkat, Telan Dana Rp 250 Miliar

Itu sebabnya, para seniman, pelaku dan pecinta seni, serta anak-anak muda Bali, termasuk para guru di sekolah-sekolah didorong agar bergiat di dalam membangun suasana ekosistem seni dan budaya. Baik seni tradisi maupun seni modern agar dua-duanya berkembang.

“Jangan pernah bosan kita di dalam membangun seni dan budaya di provinsi Bali. Inilah yang akan menjadi eksistensi dan daya saing provinsi Bali, yang akan menjadi sumber kehidupan di masa akan datang,” tegasnya.

Koster berharap karya-karya inovatif dan kreatif akan terus bermunculan dalam panggung FSBJ. Begitu juga karya-karya berkualitas dalam bentuk buku supaya semakin banyak lahir penulis puisi dan karya sastra lainnya.

Baca juga:  Tingkatkan Kualitas dan Berkelanjutan, Pariwisata Budaya Dideklarasikan

Sebab, ini bisa menjadi penanda kemajuan bangsa. Ke depan, FSBJ agar diisi dengan pameran buku bertaraf internasional.

Secara kolektif agar dibangun sinergitas dan kolaborasi antara pelaku seni di Bali dan luar Bali. Tema dan tempat penyelenggaraan boleh lokal, tapi mutu mesti berdaya saing nasional bahkan internasional.

Mengingat jejak sejarah, sejak dulu Bali merupakan pusat peradaban dunia atau Padma Bhuwana. “Kita harus membuka diri, akomodatif dengan semua pihak supaya karya yang dihasilkan itu akan semakin berkualitas dan semakin membanggakan kita semua,” tandasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *