DENPASAR, BALIPOST.com – Tren penanganan COVID-19 pada pekan ini menunjukkan arah yang kurang baik. Bahkan dalam zonasi risiko penyebaran COVID-19, terjadi perpindahan kabupaten/kota dari zona orange ke merah dan kuning ke orange dengan jumlah yang cukup tinggi. Demikian diungkapkan Juru Bicara Satgas COVID-19 Nasional, Prof. Wiku Adisasmito dalam streaming update mingguan yang dipantau dari Denpasar di kanal YouTube BNPB, Selasa (10/11) sore.
Menurut Prof. Wiku, perkembangan kasus positif mingguan terlihat cenderung ke arah yang kurang baik dibandingkan pekan sebelumnya. Ia menyebutkan terjadi perpindahan sejumlah daerah dari zona orange ke merah. Tepatnya ada 19 kabupaten/kota yang mengalaminya pada pekan ini.
Sedangkan untuk perpindahan dari zona kuning (risiko rendah) ke orange (risiko sedang) terdapat 33 kabupaten/kota. “Seperti yang selalu saya katakan, jika pemerintahnya lengah maka akan sangat dimungkinkan daerahnya berpindah ke zona merah,” ujarnya.
Ia pun kembali meminta agar dipastikan masyarakat mematuhi protokol kesehatan 3M dengan baik dan tegakkan disiplin bagi masyarakat yang masih abai prokes. “Tingkatkan 3T (tracing, testing, dan treatment) untuk meningkatkan peluang sembuh. Penanganan COVID-19 merupakan tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Untuk zonasi risiko di Bali, berdasarkan data di website resmi penanganan COVID-19 nasional, kondisinya masih sama dengan sepekan sebelumnya. Seluruh kabupaten/kota ada di zona orange.
Ini artinya sudah dua minggu berturut-turut, Bali ada di zona orange. Untuk rincian kabupaten/kota adalah Jembrana, Tabanan, Badung, Denpasar, Gianyar, Bangli, Klungkung, Karangasem, dan Buleleng.
Menurut Prof. Wiku, zonasi risiko nasional mengalami peningkatan jumlah zona merah. Terjadi peningkatan dari 19 pada pekan lalu menjadi 27 kab/kota pekan ini. Zona orange terdapat penurunan dari 371 menjadi 370 kab/kota. “Saya kembali mengingatkan bahwa masih banyak kabupaten/kota yang cukup nyaman berada di zona orange. Semakin nyaman ada di zona orange berpeluang untuk masuk ke zona merah,” ungkapnya.
Untuk zona kuning juga terjadi penurunan dari 104 kab/kota berkurang 97 kab/kota pada minggu ini. Sementara zona hijau dari 8 menjadi 9 kab/kota. Zona tidak terdampak juga mengalami penuruna dari 12 menjadi 11 kab/kota. “Perkembangan zonasi risiko terlihat perkembangan kurang baik pada minggu ini,” ujarnya. (Diah Dewi/balipost)