MANGUPURA, BALIPOST.com – Setelah resmi diputuskan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada Mei-Juni 2021, Indonesia kembali akan menawarkan diri menjadi tuan rumah (bidding), untuk Olimpiade 2032. Soalnya, presiden prihatin terhadap prestasi olahraga di Tanah Air, sehingga terketuk untuk menjadi tuan rumah hajatan multievent empat tahunan antarnegara se-jagat ini.
Penegasan itu disampaikan Menpora Zainudin Amali, saat menutup kursus pelatih sepak bola lisensi C, pada sebuah hotel di kawasan Kuta, Sabtu (14/11) malam. Zainudin mengakui, prestasi olahraga negara-negara yang dulunya jauh di bawah Indonesia, justru sekarang bisa menyamai atau bahkan menyalip prestasi Indonesia.
Oleh sebab itu, persiapan tim harus lebih matang dan disiapkan sejak jauh-jauh hari. “Jika kami resmi menjadi tuan rumah Olimpiade, maka otomatis Indonesia harus menyiapkan tim sepak bola sejak usia 12 tahun,” ungkap Menpora Zainudin Amali. Ia menegaskan, dirinya pernah berbincang-bincang dengan menpora Vietnam, ketika menyaksikan laga cabor sepak bola SEA Games.
Menpora Vietnam menjawab, tim yang berlaga disiapkan sejak 10 tahun silam. Sementara, Indonesia terbiasa melakukan persiapan maupun pemusatan latihan nasional enam bulan, atau setahun menjelang mengikuti turnamen atau kejuaraan. “Kami tidak boleh menyiapkan tim secara instan dan dadakan, tetapi harus beberapa tahun dan jauh-jauh hari tim sudah disiapkan,” pesan Menpora Zainudin Amali.
Sementara, Wakil Ketua Umum PSSI Pusat, Iwan Budianto menyebutkan, selama pandemi covid-19 ini, induk organisasi sepak bola di Tanah Air ini kelimpungan dana. Pasalnya, dana sokongan dari sponsor liga tidak ada pemasukan, ditambah biaya operasional. “Namun, di tengah kesulitan dana ini, kami bangga menpora turun tangan dan mampu membiayai Timnas Garuda Muda, yang disiapkan berlaga pada Piala Dunia U-20, melakukan try out ke Kroasia,” papar Iwan Budianto.
Selain itu, kata Iwan, menpora juga baru kali ini memberikan kursus pelatih gratis kepada pemain Timnas yang masih aktif. Tercatat 22 pemain yang masih rajin berkostum Timnas Merah Putih di rekomendasi Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), yang diketuai Ponaryo Astaman. “Nama-nama peserta kursus ini memang layak dan bebas KKN. Bahkan, kami mengusulkan supaya menpora membiayai gratis kursus pelatih lisensi B tahun depan,” harap Iwan.
Menurut Iwan, di negara yang maju prestasi sepak bolanya, dipastikan berkat campur tangan pemerintah. Yang patut disyukuri, turun Impres nomor III/2019 tentang peningkatan prestasi sepak bola Indonesia. “Jadi, upaya memajukan prestasi sepak bola tidak bisa hanya bertumpu pada PSSI, tetapi harus menggandeng peran serta menpora,” ucap Iwan. (Daniel Fajry/Balipost)