Tangkapan layar zona risiko penyebaran COVID-19 di Indonesia. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pada pekan ini, kabar baik dilaporkan Bali. Risiko penyebaran COVID-19 mengalami penurunan.

Bahkan dari data yang dilansir Satgas Penanganan COVID-19 Nasional dalam evaluasi mingguannya, terjadi perubahan warna zona di dua kabupaten. Keduanya seminggu sebelumnya memperoleh zona orange.

Dua kabupaten yang masuk zona kuning per 15 November ini adalah Jembrana dan Buleleng. Sisanya sebanyak 7 kabupaten/kota masih ada di zona orange. Rinciannya Tabanan, Badung, Denpasar, Karangasem, Gianyar, Klungkung, dan Bangli.

Berdasarkan data sepekan ini, Buleleng masih mengalami fluktuasi kasus. Korban meninggal juga dilaporkan. Sedangkan Jembrana, dalam sepekan ini memang kerap tidak menambah kasus harian.

Dari data Satgas Penanganan COVID-19 Bali, per Rabu, jumlah kasus aktif di Buleleng sebanyak 23 orang, sembuh 1.060 orang, meninggal 56 orang. Kumulatif kasus COVID-19 sebanyak 1.139 orang.

Baca juga:  Warga Pengungsi Diberikan Latihan Ketrampilan

Sedangkan Jembrana kasus aktifnya 20 orang, sembuh 460 orang, dan meninggal 11 orang. Kumulatif kasus yang ditangani mencapai 491 orang.

Sesuai Harapan

Terkait perkembangan penanganan Covid-19 berdasarkan peta zonasi risiko pekan ini, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, dalam siaran langsungnya yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (17/11), mengatakan sudah sesuai harapan. Karena terjadi perubahan signifikan pada zona oranye atau risiko sedang.

Penurunan jumlah daerah zona oranye cukup banyak, dari 370 kabupaten/kota pekan lalu, menjadi 345 kabupaten/kota pada pekan ini. “Ini adalah langkah yang kita harapkan, karena sejak awal pandemi, kabupaten/kota dengan zona oranye paling banyak diantara zona risiko lainnya,” jelasnya.

Namun yang menjadi catatan, zona merah atau zona risiko tinggi, dari 27 kabupaten/kota menjadi 28 kabupaten/kota. Juga pada zona kuning atau risiko rendah, terjadi peningkatan dari 97 menjadi 121 kabupaten/kota. Lalu pada zona hijau tidak ada kasus baru meningkat dari 9 kabupaten/kota menjadi 10 kabupaten/kota. Dan pada zona hijau tidak terdampak menurun dari 11 menjadi 10 kabupaten/kota.

Baca juga:  Dari Duktang Mabuk-mabukan hingga Mantan Bupati Karangasem Nyaleg

Apresiasi diberikan pada 53 kabupaten/kota yang berpindah dari zona oranye ke zona kuning. Wiku menambahkan, hal ini berarti mengalami perubahan yang baik setelah berminggu-minggu tidak ada perubahan pada zona oranye, akhirnya mengalami perubahan yang baik dari risiko sedang menjadi risiko rendah.

“Kepada provinsi-provinsi lainnya yang masih bertahan di zona oranye atau zona merah, mohon dapat menekan angka kasus positif dan angka kematian, serta terus meningkatkan angka kesembuhan agar dapat segera berpindah ke zona kuning dan zona hijau,” ujarnya.

Baca juga:  Bali Aman dari Virus “African Swine Fever”

Meskipun begitu, pekan ini, yang menjadi sorotan pada 17 kabupaten/kota. Yang sebelumnya berada di zona oranye berpindah ke zona merah. Hal ini menandakan perkembangan ke arah yang kurang baik pada daerah-daerah tersebut. Ke-17 kabupaten/kota tersebut didominasi Pulau Jawa, diantaranya Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Rincian Kabupaten/kota tersebut diantaranya di Jawa Barat terdapat di Bandung, Tasikmalaya, Purwakarta dan Kota Cimahi. Di Jawa Tengah terdapat di Banjarnegara, Boyolali, Sukoharjo, Sragen, Kendal, Tegal dan Brebes. Jawa Timur ada di Lumajang. Di Banten di Kota Cilegon. Untuk di luar Jawa terdapat di Sumatera Barat di Kota Payakumbuh, Lampung di Pesawaran dan Kalimantan Tengah di Barito Timur. Dan Kepulauan Riau di Kota Tanjungpinang. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *